Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sekelebat Maut

3 November 2018   12:57 Diperbarui: 3 November 2018   13:17 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : regional.kompas.com

Aku melangkah tertatih-tatih
Berpeluh menahan sakit
Beberapa jam lalu aku bugar
Namun sekarang aku seperti orang penyakitan

Hidup bisa berubah dalam sekejap
Sekelebat Maut seakan mengintai
Nyawa seperti di ujung tanduk
Apakah manusia bisa menghindar kalau Tuhan memanggil pulang ke rumah-Nya?

Kita berada dalam tempat sementara
Kita akan kembali kepada-Nya
Rasa sakit ini mengingatkan akan kefanaan badani ini
Tidak ada yang abadi di bumi

Kerentanan akan penyakit
Membuktikan satu hal
Bahwa badan tak bisa berkompromi dengan usia yang semakin berkurang
Menurun kualitas kekuatan badan
Menunjukkan kalau hidup tidak akan sama kuatnya hari lepas hari

Maut mengintai kapan saja
Apa yang sudah kau buat untuk Tuhan selama di dunia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun