"Bagus tuh kamu punya hobi. Supaya gak stress," kata Robby, teman saya waktu di SMP dulu.
Memang kadang-kadang muncul rasa penat diri setelah seharian bahkan sampai malam mengajar di sekolah dan les privat, meskipun sudah bertahun-tahun saya melakukannya.
Siklus itu akan berulang esok dan esok.
Bisa dibayangkan betapa membosankan hidup yang 'begitu-begitu saja'.
Untungnya, selain ibadah, hobi menjadi pelampiasan pelarian dari kegiatan-kegiatan yang sebenarnya bukan passion ^_^.
"Sayangnya, sudah terdampar jadi guru. Tapi kalau seandainya terlahir kembali, kalau disuruh milih, jadi musisi atau guru, pasti aku milih jadi musisi," kataku dengan lantang tanpa pikir panjang.
"Kenapa?" tanya Fahri kepo sambil menyeruput kopi hitam dengan gaya seperti meminum anggur kualitas yahud.
"Ya, karena sebagai contoh 'main gitar'. Dia kerjanya sebagai gitaris, berarti dia main gitar. Apakah main termasuk bekerja? Kan tidak ^_^."
Hobi menampilkan sisi lain
Banyak orang memandang saya sebagai orang yang serius dan tidak banyak bicara.
Tapi jadi berubah pandangan mereka waktu melihat saya bermain gitar.