Guru dapat mengintegrasikan pengenalan istilah ini dalam modul pembelajaran. Misalnya, murid diberikan study kasus bisnis sederhana untuk dianalisis, hasil analisisnya disusun menggunakan kosakata baru yang baru saja didapatkan dalam modul. Dengan begitu, pembelajaran bahasa Inggris menjadi lebih kontekstual dan relevan dengan dunia nyata.
Meningkatkan Kreativitas dan Kolaborasi
Selain aspek bahasa, kegiatan P5 yang diintegrasikan dengan pembelajaran Bahasa Inggris juga mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan bekerja sama dalam tim. Â
Murid dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah di sekitar dan merancang produk atau layanan yang menjadi solusinya. Berikutnya murid dapat membuat prototipe atau konsep produk yang menarik. Agar tugas selesai maksimal maka murid membagi tugas dalam tim, seperti siapa yang akan melakukan penelitian, desain, hingga presentasi.
Implementasinya dapat berupa membuat ide bisnis seperti produk ramah lingkungan, misalnya eco-friendly tote bag. Setelah itu, murid mempresentasikan rencana bisnisnya dalam bahasa Inggris, meliputi proses produksi, penetapan harga, dan strategi pemasaran. Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan bahasa, tetapi juga menanamkan nilai gotong-royong dan inovasi.
Mengintegrasikan P5 dengan pembelajaran bahasa Inggris melalui business pitch memberikan banyak manfaat bagi murid. Murid tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga mengembangkan karakter, keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan bekerja sama.
Guru dapat memanfaatkan metode ini untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bermakna, sesuai dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Dengan begitu, siswa dapat menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi tantangan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H