Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harus Menanti Berapa Kali Matahari Terbit?

25 November 2024   21:02 Diperbarui: 25 November 2024   21:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanti matahari terbit (dokumentasi pribadi)

Harus menanti berapa kali matahari terbit,
menabur jingga di cakrawala?
Aku menghitung di setiap semburat,
menunggu pagi membawa jawabnya.

Setiap matahari menapaki singgasana timur,
tergesa-gesa bayangmu hadir di sela embun,
mengintip dari balik dedaunan,
mengusik rindu yang tak kunjung berujung.

Harus menanti berapa kali matahari terbit,
untuk sekadar mengisi daya di pelukmu?
Haruskah sampai matahari tergopoh lelah di ufuk barat?
bagai senja yang lunglai tak berdaya.

Waktu laju berjalan,
tapi rinduku sesak tertahan,
oleh alam yang enggan beri kepastian,
untuk berbisik tentang rindu yang memelas temu.

Berapa kali lagi, Sayang?
Hingga fajar terakhir menyentuh takdirku,
dan kau menyambutku di sana,
tempat di mana mimpi bersepakat dengan nyata.

Buru, 25 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun