Di antara hangatnya cercah surya
Bunga-bunga mekar dipupuk asa
Namun aku terkekang kurungan rasa
Genggam rasa, terpaksa, dan tak bisa
Semilir angin bisikkan cuilan rahasia
Tentang pelukan mahkota penguat daya
Kelopak dan dahan berperang begitu hebatnya
Akankah aku gugur jika pertahan saja tak bisa?
Bagaimana caranya untuk gugur?
Kelopak yang kokoh mekar, belum berkelukur
Tapi lelah menggapai hingga tersungkur
Bertanya pada langit, bagai mana rasa dapat terukur?
Lihatlah aku, mekar tanpa nyawa
menunggu layu, menunggu masa
Berkali-kali berharap mengawang ke cakrawala
Namun tergenggam, tanpa tujuan, terpaksa
Kau yang melihat, apa yang kau rasa?
Akahkah kau hentikan merekahnya bunga-bunga?
Atau merangkai daun, merajut asa di sana
Menjadi bayang di antara daun-daun tak kunjung kering oleh Cahaya
Bagaimana caranya untuk gugur?
Jika nektar bunga masih berdenyut syukur
Dan rasa yang terpaksa diterpa guntur
Seperti bunga, yang akhirnya terjatuh dan mungkur
Buru, 08 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H