Kemarin, senyuman bulan tipis temaram
Gemintang tak terlalu riuh merusuh malam
Kuusir awan hingga melipir tenggelam
Sisakan aku dan kamu dengan jemari saling genggam
Sepanjang jalan, yang kukenali hanya kemesraan
Sepenggal cerita terurai dalam pelukan
Kudengar desir tak seirama pada debaran
Bisikku utuh tentang perasaan pernah tertahan
Kini, kumerindu malam kemarin
Malam diam-diam rasa dipilin dan terjalin
Bercengkrama dalam belaian angin
Sebab memelukmu, ku tak terjamah dingin
Aku rindu malam kemarin, Sayang
Bolehkan detik ini juga aku terbang?
Menghampirimu agar malam kemarin terulang
Bayangmu terlalu sibuk di kepalaku berlalu-lalang
 Buru, 30 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H