Dari sini ada rasa penasaran, mengapa perundungan fisik itu bisa terjadi kepada sesama perempuan. Rasanya sama saja motivasi beauty cyberbullying dengan beauty bullying yang dilakukan di dunia nyata. Sasarannya sama-sama fisik, tubuh, kecantikan dan penampilan.
Para pelaku bully itu bisa saja sebab cemburu terhadap perempuan lain. Cemburu dari segi apapun, misalnya cemburu soal pencapaian. Hal itu dapat memicu untuk merendahkan perempuan lain agar dirinya tampak lebih baik.
Kehidupan para pelaku perundungan bisa saja karena hidupnya tidak bahagia. Banyak yang berpikir bahwa hate comment dilakukan oleh orang yang tidak bahagia, dan tidak bahagia itu adalah orang-orang miskin. Orang yang tidak bahagia bukan berarti tidak kaya raya atau miskin. Orang kaya juga masih banyak yang tidak bahagia. Terbukti dengan banyaknya orang kaya yang kecanduan obat terlarang karena mencari ketenangan. Intinya dari segala kalangan yang tidak bahagia, melampiaskan ketidakbahagiaannya kepada orang lain di dunia maya sekalipun.
Kemungkinan berikutnya adalah pelaku bully itu mungkin saja pernah menjadi korban. Ada korban bully yang justru penjadi aktivis pencegahan bullying. Tetapi ada pula yang justru ingin balas dendam untuk melakukan bullying. Mereka membabi buta melakukan perundungan kepada siapa saja.
Sebab berikutan adalah bisa jadi pelaku perundungan itu hanya ikut-ikutan. Melihat banyak ujaran kebencian di kolom komentar dari unggahan seseorang, maka ikut-ikutlah berkomentar yang tidak baik. Orang seperti ini, mungkin saja telah terbiasa mendengar dari lingkungan sekitar yang berkata kotor dan kasar. Seperti kasusnya anak perempuan dari artis Indonesia yang masih balita dicela fisiknya. Setelah diusut, pengakuan pelaku yang juga seorang ibu, sebabnya adalah ikut-ikutan melihat ujaran kebencian untuk anak artis tersebut.Â
Jika melakukan celaan fisik secara langsung mungkin akan berisiko ribut secara tatap muka, maka banyak yang mengambil jalan pintas melalui dunia maya yaitu beauty cyberbullying. Apapun bentuk celaan fisiknya, di mana pun mencelanya, siapapun yang dicela, semua tidak patut terjadi pada perempuan apalagi pelakunya juga perempuan.
Cara melindungi diri dari beauty cyberbullying
Adanya perilaku beauty cyberbullying bisa saja dapat mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri seorang perempuan dalam mengekspresikan diri di sosial media. Perempuan-perempuan jadi enggan bersuara di jagat maya. Padalah dari situlah perempuan dapat melakukan personal branding untuk dirinya.
Jika terdapat teman, orang yang dikenal, keluarga atau bahkan diri sendiri menerima perlakukan beauty cyberbullying, segera lindungi diri sebelum berakibat fatal untuk fisik dan mental.
Ketika menerima perlakuan beauty cyberbullying pada salah satu fisik, lekas blokir saja akun pelaku sebelum semakin menjadi-jadi. Jangan lupa untuk report akun tersebut dan sertakan alasan pada kolom aduan di sosial media.
Sebelum melakukan blokir dan report, sebaiknya lakukan tangkap layar pada komentar atau direct message yang berisi celaan tersebut. Siapa tahu setelah memblokir dan report akun pelaku, akan dilanjutkan dengan melaporkannya ke pihak yang berwajib. Hasil tangkap layar tersebut dapat menjadi barang bukti.
Berikutnya, privasi akun dan hanya menerima pertemanan dengan orang-orang terpercaya saja. Hal ini dapat dilakukan untuk akun-akun personal saja. Jika akun sosial media adalah akun bisnis atau akun profesional, tentu tidak dapat melakukan privasi dan pilih-pilih teman.