Sebagi guru selayaknya memahami bahwa murid itu datang ke sekolah dengan segala keunikan karakteristiknya. Berbeda latar belakang, berbeda bakat, berbeda fisik dan psikisnya juga.
Semua guru paham bahwa harus berbuat adil dan tidak diperkenankan untuk pilih kasih. Tetapi sering kali guru keliru memahami soal adil kepada murid. Adil bukan berarti semua murid diperlakukan sama persis. Tetapi adil adalah guru dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya.
Memenuhi kebutuhan murid adalah konsep filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara yang mana pembelajaran harus berpihak pada murid. Apa yang harus guru lakukan untuk memenuhi kebutuhan murid? Apakah guru harus menggunakan 25 strategi untuk kebutuhan 25 murid di dalam kelas? Tentu tidak. Guru bukanlah malaikat yang setangguh itu.
Maka perlu kiranya guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas dengan berbagai kebutuhannya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dalam proses, konten dan produknya bebeda-beda sesuai dengan kebutuhan murid.
Diagnosa awal
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran dan fokusnya berpihak pada kebutuhan murid. Maka perlu diadakan diagnosa awal terkait kebutuhan belajar murid sesuai tipenya.
Pada tahapan mendiagnosa kebutuhan murid, guru membuat peta empati murid. Pada peta empati itu berisikan pemetaan-pemetaan kebutuhan belajar murid.
Guru mengklasifikasikan kebutuhan-kebutuhan murid sesuai tipe belajarnya. Melalui observasi, guru dapat memetakan murid mana yang masuk ke dalam tipe visual, murid mana yang masuk dalam tipe auditory dan murid mana yang masuk ke dalam tipe kinestetik.
Setelah mendapatkan peta kebutuhan belajar murid itulah guru dapat menentukan strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang akan diimplementasikan di dalam kelas. Strategi berdiferensiasi konten, berdiferensiasi proses atau berdiferensiasi produk. Guru juga dapat mengimplementasikan ketiga strategi tersebut dalam satu pembelajaran sekaligus.
Berdiferensiasi konten
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, salah satu strateginya adalah berdiferensiasi konten. Setelah melakukan asesmen di awal, guru dapat menentukan apa saja konten yang dibutuhkan di dalam pembelajaran.