Baru-baru ini artis/aktor bertalenta Maudy Ayunda menyatakan akan menghapus soal multiple choice jika ia menjadi menteri pendidikan. Pernyataan dari pesohor negeri ini menyita perhatian publik. Respons warga net pun variatif. Dari respons yang serius sampai yang bercanda. Ada yang menyatakan bahwa Maudy Ayunda lebih cocok jadi artis saja, ada pula yang tidak ambil pusing perkara soal pilihan ganda dihapus sebab dirinya sudah tidak sekolah.Â
Soal pilihan ganda dalam Penilaian Akhir Semester (PAS) masih berlaku di sekolah-sekolah Indonesia. Soal dengan jawaban pasti, jika murid mengetahui jawabannya akan memilih opsi  yang benar, dan jika murid tidak mengetahui jawabannya bisa dijawab ngasal saja. Lagipula kalau beruntung juga jawabannya bisa benar, yang lebih hoki lagi kalau memiliki teman sekelas yang baik hati, tinggal kode kiri kode kanan, jawaban didapat.
Menjadi pertanyaan besar dalam kurikulum merdeka belajar yang mana pembelajaran berpihak pada murid. Apakah soal dalam bentuk pilihan ganda itu berpihak pada murid?Â
Untuk murid yang selalu menemui soal uraian dengan permintaan jawaban paten (jawaban pasti), maka akan memilih soal pilihan ganda itu sebagai jalan ninja terbaik untuk menyelesaikan ulangan, lagi pula sama saja jawabannya berbentuk hasil hafalan.Â
Berbeda untuk murid cerdas yang belajar dan mengetahui jawaban benar dalam pilihan ganda tetapi nilainya tidak lebih tinggi dari murid yang jarang sekolah sebab mendapatkan hoki dari soal pilihan ganda, tentu murid cerdas tersebut akan memilih soal uraian.
Mengubah soal uraian dengan jawaban ulasan
Apa yang ditakutkan murid pada soal uraian selama ini? Soal uraian tak ubahnya soal pilihan ganda yang membutuhkan jawaban yang tepat/pasti. Hanya bentuknya saja yang berbeda, pola jawabannya sama saja. Tentu menjadi momok menakutkan untuk murid yang tidak pandai menghafal. Bedanya soal uraian biasanya tetap memiliki poin walau jawaban tidak tepat sedangkan untuk pilihan ganda tidak ada dispensasi. Salah pilih opsi, akan tetap salah.
Bagaimana jika soal uraian itu diubah konsepnya menjadi pertanyaan yang membutuhkan jawaban ulasan? Ulasan yang dimaksud adalah ulasan sesuai dengan pemahaman dan pengalaman murid itu sendiri. Rasanya soal seperti itu lebih berpihak pada murid dari pada soal dengan jawaban yang mengandung jawaban paten.
Contoh soal uraian biasanya: Apa pengertian hak dan kewajiban?
Soal seperti ini membutuhkan hafalan dari cacatan saat belajar. Siswa yang aslinya paham seperti apa itu konsep hak dan kewajiban, tetap akan sulit menuangkan kata-kata di atas lembaran jawaban sebab tidak hafal redaksi kata dari catatan yang ditulis saat proses belajar mengajar di kelas. Biasanya, guru membutuhkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut untuk memberikan poin sempurna. Jika jawaban hanya menyerepet, maka poin yang diberikan pun dikurangi.