Maka saya sebagai guru akan menghindari dan memperbaiki diri jika pernah melakukan hal-hal yang ternyata masuk ke dalam kategori meresahkan siswa. Dengan mampu menghindari keresahan siswa, maka akan lebih mudah untuk mengimplementasikan apa-apa yang siswa harapkan agar seluruh pembelajaran dapat berpihak pada siswa.
 Menjadi guru yang memiliki nilai mandiri
Guru yang mandiri bukan berarti guru yang berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain, justru ini adalah mindset yang keliru. Guru yang mandiri adalah guru yang penuh dengan rasa percaya diri, mampu memotivasi diri, mampu terus upgrade ilmu untuk pengembangan profesi, mampu berkompetisi untuk menimbang potensi diri.
Sebagai calon guru penggerak, rencana yang telah dan akan saya lakukan setelah menjadi guru penggerak nanti adalah tetap berkelanjutan meneladani nilai mandiri. Misalnya:
- Penuh percaya diri sebagai guru yang berinovasi di dalam kelas. Tidak merasa rendah diri ketika mencoba hal yang berbeda sebagai bentuk berinovasi.
- Mampu terus memotivasi diri untuk menjadi guru penggerak dengan segala tugas-tugas yang diemban. Tidak menjadi lemah dan bosan dengan profesi mulia sebagai guru.
- Terus berkompetisi untuk mengasah potensi diri sesuai dengan minat, bakat dan bidang keilmuan. Â Misalnya mengikuti lomba-lomba dan seleksi-seleksi.
- Terus meng-upgrade diri dan kemampuan dengan menjadi pembelajaran sepenjang hayat. Tidak merasa cukup dengan kemampuan yang sudah dimiliki agar terus berkembang.
Beberapa point di atas sedikitnya telah saya lakukan dan akan terus dilakukan bahkan dikembangkan lebih luas dan lebih tinggi lagi levelnya untuk memberdayakan diri sebagai guru penggerak. Merasa cukup pintar dan ingin pintar sendiri itu bukanlah nilai yang dimiliki sebagai guru penggerak.
Guru senantiasa memiliki nilai reflektif
Menjadi dan merasa paling benar bukanlah nilai-nilai yang dimiliki seorang guru. Mampu merefleksikan diri adalah ciri bahwa guru mampu berkembang lebih dari yang dikuasai saat ini.
Melakukan refleksi ibarat cermin diri, bukan untuk merasa hina atau tidak mampu, tetapi justru apapun itu hasil refleksinya adalah merupakan bahan untuk perbaikan atau perkembangan di masa mendatang.
Kegiatan reflektif yang sudah dan akan terus saya lakukan adalah:
- Menghargai apapun pencapaian dan usaha yang saya lakukan dalam pembelajaran maupun pengembangan diri. Sekecil apapun pencapaian, itu adalah hasil jerih payah yang patut diberi apresiasi oleh diri sendiri.
- Terus meminta tanggapan/ refleksi dari atasan, teman sejawat bahkan dari siswa. Meminta refleksi bukan hanya setelah pembelajaran usai, tetapi perangkat pembelajaran, media dan strategi juga patut untuk diberi penialaian sebagai refleksi.
- Menjadikan hasil refleksi sebagai pembelajaran dan perbaikan atau pengembangan untuk aktivitas atau karya berikutnya. Jadi tidak hanya berhenti sampai direfleksi saja tetapi ada tindak lanjutnya.
Dengan dilakukannya refleksi seperti poin-poin di atas, maka seorang guru tidak stuck sampai di situ-situ saja kemampuannya berkarya. Belajar dan mengembangkan diri dari refleksi adalah ciri yang wajib dimiliki seorang guru penggerak. Â
Menjadi guru yang inovatif
Zaman terus berjalan tanpa titik penentu di mana harus berhenti. Sudah mutlak seorang seorang pendidik terus berinovasi tanpa henti. Berinovasi demi memotivasi siswa dan menciptakan kelas yang selalu kondusif tanpa mengenal yang dimaksud jam-jam rawan (kelas di jam terakhir yang terkenal mulai ngantuk). Dengan inovasi yang mampu memotivasi, jam serawan apapun tetap akan menjadi kelas yang kondusif.
Kegiatan inovatif yang telah dan masih akan terus saya lakukan dalam mempertahankan nilai inovatif dalam diri adalah sebagai berikut:
- Mengimplementasikan apa saja yang telah dipelajari ketika kegiatan upgrade ilmu (seminar, workshop, training) di dalam kelas. percuma jika ilmu hanya dipahami tanpa direalisasikan, bukan?
- Terus belajar dan mengikuti perkembangan zaman yang sedang berjalan. Jika tidak, maka siswa telah tiba di bulan dan guru masih merangkak-rangkak di permukaan bumi.
- Saya akan terus menulis untuk menebar kebaikan sebagai karya inovasi yang dapat dibaca dan dijadikan inspirasi bagi siswa maupun pihak umum.
Berinovasi di dalam hidup dan khususnya dalam dunia pendidikan bukan lagi pilihan iya atau tidak. Tetapi berinovasi adalah suatu keharusan yang tertanam dan mendarah daging dalam setiap individu yang disebut guru.