Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Merekam Kencan Pertama Diam-diam dan Mengunggah di Sosial Media: Oh Tidak!

30 Maret 2023   09:35 Diperbarui: 1 April 2023   18:59 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi jogja.tribunnews.com

Era digital dan teknologi yang berdampingan dengan kehidupan manusia kini mempermudah untuk menggunakan alat berteknologi dalam berbagai keperluan. Salah satunya adalah merekam dalam bentuk audio maupun audio visual. Sosial media yang terus berkembang juga dapat menjadi wadah untuk menunjukan kreatifitas para content creator.

Content creator yang super kreatif bak jamur di musim penghujan. Bertebaran dan semakin kreatif saja. Hingga ada oknum yang mengabaikan etika bersosial media demi sebuah konten yang mendulang viewers. Salah satu konten mengejutkan yang beberapa kali melintas di FYP jejaring sosial adalah seseorang yang merekam kencan pertama (first date).

Jika kencan pertama itu normal-normal saja, mungkin bukan masalah. Bisa jadi inspirasi untuk kaum muda menyikapi kencan pertama yang positif. 

Namun kencan pertama yang viral di sosial media itu adalah kencan seorang pria dengan perempuan elit yang wangi parfum bermerk mahal, tampilan anggun berkelas. Sedangkan si pria hanya membawa sepeda motor untuk tumpangan. 

Dalam rekaman video tersebut tampak si pria kecewa karena si perempuan justru memesan taksi online untuk pulang. 

Dalam video tersebut si pria menjelaskan bahwa si perempuan tampak tidak nyaman selama kencan karena tempat yang mereka kunjungi seperti kedai es krim atau sejenisnya, bukan restoran mewah. Dapat diambil kesimpulan bahwa si pria mencari perhatian publik bahkan dia merasa begitu remeh di mata pacarnya dengan segala ketidak mampuannya.

Merekam diam-diam saja itu sudah pelanggaran dan tidak etis dilakukan walau itu pada pacar sendiri. Apalagi mengunggahnya di sosial media dengan tujuan agar viral dan meraup cuan. Terlepas itu kejadian fakta atau sekadar konten belaka, tetapi etika privasi membina hubungan tampak sudah terabaikan. Sangat tidak patut konten seperti itu menjadi konsumsi publik. Jika video itu fakta, seharusnya sebagai pria memantaskan diri, bukannya justru mencari perhatian publik atas kerendahannya.

Anehnya lagi, komentar netizen justru banyak yang membully si perempuan. Dikata belagu, tak tahu diri, sok cantik dan lain sebagainya. Mirisnya lagi yang melontarkan komentar adalah netizen sesama perempuan.

Jika kejadian fakta pada kita yang mengkhawatirkan saat kencan pertama baru diketahui pasangan ternyata beda kelas, sebaiknya bersiap-siap terlebih dahulu. Siap mental dan strategi, toh cinta itu tentang perasaan, bukan materi semata.

Bersikap jujur sebelum kencan pertama

Kencan pertama akan meninggalkan kesan untuk kencan-kencan berikutnya. Tentu bukan perihal sepele untuk dapat meninggalkan kesan terbaik. 

Bersikap jujur dan apa adanya adalah kunci sukses percintaan sejak awal kencan pertama. Dari pihak pria maupun perempuan wajib menanamkan sikap jujur soal kondisi. Bukan berarti blak-blakan segala-galanya soal pribadi, bukan seperti itu konteksnya. Tetapi bersikap jujur atas apa-apa yang akan mereka berdua dahapi dalam membina hubungan asmara. Soal kencan dan tempat nongkrong contohnya.

Tidak perlu minder jika berbeda kelas ekonomi. Toh kalau benar-benar cinta, akan saling bantu untuk memantaskan pula. 

Contoh sikap jujur sebelum kencan pertama adalah jujur saja akan menjemput dengan kendaraan apa, mobil, sepeda motor atau angkutan umum. Agar kaum perempuan juga dapat menyesuaikan diri. 

Jangan sampai sudah mengenakan pakaian branded mahal untuk menghargai kencan pertama, dengan model mini dan imut, dilengkapi dengan high heels 15 cm, menenteng tas bermerk seharga puluhan juta dan parfum kelas artis Hollywood. 

Apakah pantas penampilan seperti ini dijemput atau diantar menggunkan angkutan umum? Padahal bagi perempuan mengenakan barang-barang baik saat kencan pertama bukan untuk pamer, tetapi untuk menghargai momen dengan tampilan terbaik.

Jadi, jujur saja misal pasangan kencan akan dijemput dan diantar dengan sepeda motor. Dengan begitu, perempuan akan dapat menyesuaikan diri dengan mengenakan pakaian yang tidak ribet dan nyaman saat berada di atas kendaraan. Mungkin tatanan rambut juga akan disesuaikan karena harus mengenakan helm, bukan?

Atau tatanan hijab juga disesuaikan, jangan sampai sudah mengenakan hijab yang disemati banyak jarum pentul dan harus mengenakan helm, itu akan sangat menyebalkan. Dari ujung rambut sampai telapak sepatu tentu butuh disesuaikan. Jadi jangan asal ngajak kencan tanpa penjelasan.

Bukan hanya soal kendaraan, soal lokasi kencan juga harus secara jujur diutarakan. Mau di restoran mewah, kedai kekinian, kafe atau di kang bakso pengkolan. Semata-mata demi tampilan perempuan yang sesuai. Jangan sampai karena si perempuan tahu bahwa pacarnya dari kalangan menengah ke bawah, dia mengenakan pakaian dan riasan yang biasa saja untuk kencan. Mikirnya akan kencan di kang bakso pinggir jalan, ternyata si pria memiliki apresiasi terhadap kencan pertama dengan mengumpulkan dana dan mengajak pacar cantiknya ke restoran ternama, kan akan jomplang antara tampilan perempuan dengan lokasi. Atau sebaliknya, perempuan yang sudah merias diri dengan segala rupa, justru diajak jajan nasi goreng pinggir jalan.

Sumber ilustrasi jogja.tribunnews.com
Sumber ilustrasi jogja.tribunnews.com

Jadi jujur saja dengan kondisi dan rencana kencan pertama. Baiknya didiskusikan dulu soal kendaraan dan lokasi. Bahkan perempuan yang asli cinta tidak akan gengsi untuk menjemput jika dia memiliki kendaraan yang lebih layak. Sembari menyemengati si pria untuk dapat memantaskan diri.

Pantas bukan berarti harus sama

Berikutnya pemahaman soal pantas dalam hubungan asmara. Pantas bukan berarti harus berada di level ekonomi yang sama atau level pendidikan yang sama pula. Misalnya seorang dokter harus memiliki pasangan dokter dan sederajat, bukan seperti itu. Makna memantaskan adalah melengkapi. Manusia tak ada yang sempurna 100% seperfeksionis apapun dia. Di situlah pasangan memiliki tugas memantaskan atau melengkapi. 

Mungkin seseorang yang berasal dari keluarga berkecukupan memiliki pasangan yang cerdas secara akademik. Atau orang yang cerdas dan berpendidikan tinggi memiliki pasangan yang kreatif dan memiliki skill bisnis. Maka pantas itu tidak harus sama persis, yang penting saling melengkapi dan mengimbangi.

Jangan pernah minder dengan pasangan kaya raya, imbangi dengan kecerdasan, kekreatifan dan pandai merawat penampilan. 

Jangan berharap pasangan yang sempurna sedangkan dia diminta untuk menerima kita apa adanya, itu tidak pantas.

Menjaga privasi berdua

Jika ingin mengabadikan momen saat kencan dalam bentuk foto maupun video, baiknya atas kesepakatan bersama. Bukan menangkap foto diam-diam atau merekam video tanpa sepengetahuan pasangan. Itu artinya melanggar ranah privasi.

Berfotolah, rekamlah, bila perlu unggah di media sosial untuk bebagi kebahagiaan. Namun semua itu tetep atas persetujuan bersama. Tidak semua orang memiliki karakteristik yang sama walau berada di era yang sama, bukan? Bisa jadi pasangan tidak suka momen bahagianya dibagikan karena memnganggap itu hal pribadi yang tak harus menjadi konsumsi netizen.

Apalagi yang dilakukan seperti pada salah satu konten di sosial media yang viral belakangan itu. Privasi sudah amat diumbar, soal kekasih barunya pada kencan pertama. 

Kesan apapun pada kencan, tidak layak untuk diketahui orang lain, apalagi di dunia maya yang cakupannya mendunia. Dengan mengunggah reaksi kekasih atas kendaraan yang digunakan berhasil mendulang komentar netizen dan diunggah ulang oleh berbagai media online. 

Entah apa menariknya sampai media akun gosip dan sejenisnya tertarik untuk me-repost konten tersebut. Ternyata menarik perhatian masyarakat Indonesia di dunia maya itu lebih mudah dengan konteh tidak berfaedah dan melecehkan privasi seperti itu, miris sekali.

Sepatutnya konten seperti itu dan sejenisnya tidak untuk ditiru. Saling hargai pasangan walau itu pacar baru. Segala kekurangan dan kelebihan akan menyatu dengan adanya cinta yang setulusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun