Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Merekam Kencan Pertama Diam-diam dan Mengunggah di Sosial Media: Oh Tidak!

30 Maret 2023   09:35 Diperbarui: 1 April 2023   18:59 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kencan (Sumber: DragonImages)

Bersikap jujur dan apa adanya adalah kunci sukses percintaan sejak awal kencan pertama. Dari pihak pria maupun perempuan wajib menanamkan sikap jujur soal kondisi. Bukan berarti blak-blakan segala-galanya soal pribadi, bukan seperti itu konteksnya. Tetapi bersikap jujur atas apa-apa yang akan mereka berdua dahapi dalam membina hubungan asmara. Soal kencan dan tempat nongkrong contohnya.

Tidak perlu minder jika berbeda kelas ekonomi. Toh kalau benar-benar cinta, akan saling bantu untuk memantaskan pula. 

Contoh sikap jujur sebelum kencan pertama adalah jujur saja akan menjemput dengan kendaraan apa, mobil, sepeda motor atau angkutan umum. Agar kaum perempuan juga dapat menyesuaikan diri. 

Jangan sampai sudah mengenakan pakaian branded mahal untuk menghargai kencan pertama, dengan model mini dan imut, dilengkapi dengan high heels 15 cm, menenteng tas bermerk seharga puluhan juta dan parfum kelas artis Hollywood. 

Apakah pantas penampilan seperti ini dijemput atau diantar menggunkan angkutan umum? Padahal bagi perempuan mengenakan barang-barang baik saat kencan pertama bukan untuk pamer, tetapi untuk menghargai momen dengan tampilan terbaik.

Jadi, jujur saja misal pasangan kencan akan dijemput dan diantar dengan sepeda motor. Dengan begitu, perempuan akan dapat menyesuaikan diri dengan mengenakan pakaian yang tidak ribet dan nyaman saat berada di atas kendaraan. Mungkin tatanan rambut juga akan disesuaikan karena harus mengenakan helm, bukan?

Atau tatanan hijab juga disesuaikan, jangan sampai sudah mengenakan hijab yang disemati banyak jarum pentul dan harus mengenakan helm, itu akan sangat menyebalkan. Dari ujung rambut sampai telapak sepatu tentu butuh disesuaikan. Jadi jangan asal ngajak kencan tanpa penjelasan.

Bukan hanya soal kendaraan, soal lokasi kencan juga harus secara jujur diutarakan. Mau di restoran mewah, kedai kekinian, kafe atau di kang bakso pengkolan. Semata-mata demi tampilan perempuan yang sesuai. Jangan sampai karena si perempuan tahu bahwa pacarnya dari kalangan menengah ke bawah, dia mengenakan pakaian dan riasan yang biasa saja untuk kencan. Mikirnya akan kencan di kang bakso pinggir jalan, ternyata si pria memiliki apresiasi terhadap kencan pertama dengan mengumpulkan dana dan mengajak pacar cantiknya ke restoran ternama, kan akan jomplang antara tampilan perempuan dengan lokasi. Atau sebaliknya, perempuan yang sudah merias diri dengan segala rupa, justru diajak jajan nasi goreng pinggir jalan.

Sumber ilustrasi jogja.tribunnews.com
Sumber ilustrasi jogja.tribunnews.com

Jadi jujur saja dengan kondisi dan rencana kencan pertama. Baiknya didiskusikan dulu soal kendaraan dan lokasi. Bahkan perempuan yang asli cinta tidak akan gengsi untuk menjemput jika dia memiliki kendaraan yang lebih layak. Sembari menyemengati si pria untuk dapat memantaskan diri.

Pantas bukan berarti harus sama

Berikutnya pemahaman soal pantas dalam hubungan asmara. Pantas bukan berarti harus berada di level ekonomi yang sama atau level pendidikan yang sama pula. Misalnya seorang dokter harus memiliki pasangan dokter dan sederajat, bukan seperti itu. Makna memantaskan adalah melengkapi. Manusia tak ada yang sempurna 100% seperfeksionis apapun dia. Di situlah pasangan memiliki tugas memantaskan atau melengkapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun