Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hindari Phubbing demi Sikap Sopan pada Lawan Bicara

9 Maret 2023   06:28 Diperbarui: 9 Maret 2023   09:24 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi phubbing, tak fokus pada lawan bicara dan terus memperhatikan ponsel (dokumentasi pribadi)

Phubbing adalah singkatan dari kata "phone" dan "snubbing" yang diciptakan oleh Alex Haigh, seorang berkebangsaan Australia. Phubbing adalah tindakan seseorang yang sibuk sendiri dengan gadget di tangannya, sehingga ia tidak perhatian lagi kepada orang yang berada di dekatnya.

Istilah Phubbing ditemukan dalam suatu pertemuan para ahli bahasa, sosiolog dan budayawan di Sidney University pada Bulan Mei 2012. Karena telah menjadi kebiasaan yang sangat sering terjadi, sehingga diperlukan istilah untuk menyebut oknum-oknum pelaku tak acuh pada lawan bicara sebab ponsel di tangan.

Di Indonesia sendiri, belum ada sebutan khusus untuk para phubbers tersebut. Padahal warga Indonesia sendiri banyak yang memiliki sikap sibuk pada ponsel dan abai terhadap lawan bicara.

Kontak Mata

Contoh phubbing, ketika seorang ibu sedang menyuapi makan anak balitanya. Selama menunggu anaknya mengunyah, si ibu mengoperasikan ponsel dan scroll sosial media. Tak ada kontak mata antara ibu dan anak. Bisa jadi selama disuapi, anak juga ingin sambil bercerita. Jika ibu fokus pada ponselnya, maka apa yang anak sampaikan tidak lagi ditangkap dengan baik.

Kontak mata adalah bahasa cinta yang paling dasar. Istilahnya dari mata turun ke hati. Jika bahasa cinta paling dasar sudah tidak ada lagi, maka bagaimana dengan bahasa-bahasa cinta yang lain.

Padahal dengan kontak mata bisa diketahui bagaimana perasaan seseorang. Perasaan bahagia maupun terluka. Tanpa kontak mata, obrolan akan hampa.  Akhirnya hanya kontak suara dan telinga, itu pun belum tentu dapat diserap dengan baik informasi yang tersampaikan.

Hilangnya Kepedulian

Ketika sibuk sendiri dengan gadget dan tak memperhatikan lawan bicara, di situlah tampak hilangnya kepedulian. Lawan bicara adalah orang terdekat dengan kita. Jika kepedulian telah hilang pada orang yang bahkan terdekat, lingkungan sekitar terancam pula terabaikan.

Kebanyakan phubbers sibuk chatting secara virtual dengan mengabaikan orang yang mengajak bicara secara nyata. Yang jauh menjadi dekat via perangkat ponsel, yang dekat menjadi jauh sebab ponsel pula. Tak ada lagi kepedulian untuk sekitar. Lebih kagum pada yang jauh, yang dilihatnya di ponsel yang diakses dengan jaringan internet.

Bahasa Tubuh tidak Sopan

Zaman dulu, jika orang tua mengajak berbicara, kita harus tertunduk takzim mendengarkan isi pembicaraan. Atau saat berbicara dengan orang lain yang bahkan sebaya dan tidak lebih tua pun ada etikanya. Mendengarkan dan merespon dengan sopan. Bukan hanya kata-kata yang sopan tetapi juga bahasa tubuh yang sopan. Menatap dan memperhatikan lawan bicara adalah sikap dasar sopan dalam berkomunikasi secara langsung.

Sibuk menatap ponsel saat orang lain khusus berbicara pada kita adalah sikap bahasa tubuh yang tidak sopan. Sama masalahnya dengan diajak berbicara tetapi malah berbicara dengan orang lain lagi. Sopan tidak harus kepada yang lebih tua, begitupun pada yang lebih muda tetap harus sopan dan peduli pada lawan bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun