Siapa yang tidak kenal Andrea Hirata? Seorang penulis Indonesia kelahiran Belitung yang novel-novelnya melanglang buana dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing. Novelnya yang berjudul Laskar Pelangi telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, seperti The Rainbow Troops dalam Bahasa Inggris, Guerreiros da Esperanca dalam Bahasa Brazil, Os Guerreiros de Arco-Iris dalam Bahasa Portugal, La Scuola Al Confini del Mondo dalam Bahasa Italia, De Regenboogbende dalam Bahasa Belanda, dan berbagai bahasa lainnya.
Novel karya Andrea Hirata yang memuat kearifan lokal daerah kelahirannya mampu mengantarkannya meraih penghargaan-penghargan. Dari antusias pembaca di penjuru dunia, tidak salah jika Hirata meraih penghargaan tersebut. Cerita yang dimuat dominan kehidupan sehari-hari yang lumrah terjadi yang pastinya dapat menyentuh perasaan pembaca yang mungkin juga pernah mengalami kejadian dalam cerita.
Memuat Aspek Sosiologi/kemasyarakatan
Cerita dalam novel-novel Andrea Hirata memuat rutinitas masyarakat lokal Belitung dan sekitarnya. Seperti aktivitas penambangan timah di Provinsi Bangka Belitung, nama-nama karakternya yang lumrah di Belitung, beberapa kosa kata menggunakan bahasa ibu di Belitung, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya.
Dari novel-novel Hirata, pembaca seolah dapat merasakan aktivitas-aktivitas masyarakat setempat, karakteristiknya, kebiasaanya, adat-istiadatnya dan hubungan bermasyarakat. Seperti cerita dalam novel dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas yang mendreskripsikan kebiasaan masyarakat Belitung yang bekerja sebagai penambang timah, tokoh-tokohnya yang sering menghabiskan waktu di warung-warung kopi. Bahkan warung-warung kopinya pun dinamain khas Belitung.
Dideskripsikan pula interaksi masyarakat beserta pola pikir mereka. Dari hubungan masyarakat dengan sesama, dengan elit politik, dengan nasib yang kadang tidak selalu memihak yang sangat terasa begitu realita. Â
Gambaran pengaruh masyarakat Melayu sangat kental dipaparkan. Tokoh-tokohnya dideskrisikan dengan karakteristik yang sederhana tetapi khas. Masing-masing tokoh pasti memiliki karakteristik berbeda-beda dan selalu memiliki ciri khas. Entah dari nama, pekerjaan, cara bercakap, ciri-ciri fisik dan lain-lain.
Memuat Kearifan lokal
Dari novel-novel Hirata, pembaca bisa seolah-olah sedang jalan-jalan ke Belitung dan sekitarnya. Hirata selalu memuat nuansa kearifan lokal daerah kelahirannya tersebut.
Dari novel-novel Hirata, pembaca dapat menikmati bentang alam Belitung dan sekitarnya dari rangkaian huruf demi huruf. Daerah yang kaya dengan hasil tambang timah, pantainya yang indah, perkebunan sawit yang menjadi andalan dan lain sebagainya.
Budaya yang masih menyerap budaya Melayu juga tersurat jelas dalam novel-novel Hirata dengan pendeskripsian yang sangat khas dan menarik. Pembaca diajak menikmati sekaligus diberi pemahaman dan wawasan tentang budaya setempat. Ini mungkin adalah cara Hirata untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah kelahirannya kepada Indonesia dan dunia. Dan Hirata sangat berhasil.
Kaya Akan Pesan Moral
Nasib dari tokoh-tokoh dalam novel Hirata tidak melulu tentang putri cantik dan pangeran tampan. Atau tokoh yang melulu bernasib menderita dan tersiksa. Tetapi kehidupan tokoh-tokohnya diambil dari realita kehidupan di Belitung.