Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenang Hari Lahir Pancasila Setiap 1 Juni, Apakah Cukup untuk Membangun Peradaban Dunia?

1 Juni 2022   08:15 Diperbarui: 1 Juni 2022   09:07 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keanekaragaman Indonesia, guru-guru Bahasa Inggris menari tarian tradisional dan mengenakan pakaian daerah dalam kegiatan Camp SOAR, Nusa Dua (dokpri)

Mengenang Hari Lahir Pancasila Setiap 1 Juni, Apakah Cukup untuk Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia?

Selamat Hari Lahir Pancasila, Kompasianers dan seluruh Warga Indonesia. Selamat hari libur. Setiap tanggal 1 Juni umumnya digunakan untuk mengenang tercetusnya atau sejarah bagaimana Hari Lahir Pancasila ditetapkan. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide pemikiran mengenai dasar negara di hadapan para anggota BPUPKI yang tengah mengadakan sidang persiapan dasar negara bagi Indonesia .

Bagaimana dengan penetapan libur nasional dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila? Penetapan 1 Juni sebagai Hari Libur Nasional tertuang dalam Keputusan Presiden  (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.

Apakah dengan menikmati libur dan mengenang Hari Lahir Pancasila saja sudah cukup untuk menjadi warga negara Indonesia yang membangun peradaban dan mempertahankan dasar negara?

Menikmati libur sambil rebahan dan mengenang hebatnya Bapak Proklamasi kita dalam menyampaikan gagasan lima dasar negara, tidaklah cukup. Bukan sampai di situ saja Pacasila dilahirkan.   Pancasila bukan makhluk hidup yang dapat berjalan sendiri. Pancasila butuh kendali dari seluruh warga Indonesia untuk bergerak mempertahankan ideologi tersebut.

Kekayaan Indonesia yang tertuang dalam Pancasila terdapat pada sila ketiga "Persatuan Indonesia" dapat menjadi mengantar Indonesia membangun peradaban dunia.  Indonesia yang majemuk, dengan berbagai macam suku, budaya, adat, gagasan membangun dan kemampuan menyodorkan potensi sumber daya manusia Indonesia ke kancah dunia.

Kebhinnekaan bukanlah alat untuk memecah belah Indonesia, justru Bhinneka adalah warna-warni yang memikat untuk diterima dan terus berlangsung membangun peradaban.  Bagaimana caranya sebagai pemuda Indonesia untuk terus membangun perdaban dunia dengan menancapkan pancasila dalam dada, terutama sila ketiga?

  • Cintailah budaya sendiri yang beraneka ini.

Manusia lahir dari cinta, dari perbedaan dan dari keanekaragaman. Sudah sepatutnya warga Indonesia mencintai budayanya sendiri. Dari budayalah kita lahir dan kita mati.

  • Gemar mempelajari budaya Indonesia yang beragam.

Jika sudah mencintai maka dengan senang untuk mempelajari. Mempelajari keragaman Indonesia tak lagi sulit. Zaman sudah dimudahkan di era digital ini. Tak harus pergi ke lokasi daerah tertentu untuk mempelajari budayanya. Asal ada niat belajar maka semua jalan ilmu terbuka lebar. Tidakkah kita malu ketika ada warga negara asing yang mempelajari Bahasa Indonesia, alat musik tradisional Indonesia, lagu daerah Indonesia dan segala tentang keragaman Indonesia, sedang kita warna Negara Indonesia enggan belajar.

  • Membawa budaya Indonesia ke mana saja.

Ini adalah cara memperkenalkan indonesia ke mata dunia. Dengan cara membawa keragaman budaya Indonesia ke mana saja, kita bangkit dan membangun peradaban dunia. Jika persatuan Indonesia dengan segala keragamannya tertanam dalam dada maka Pancasila akan bertahaan selama-lamanya dalam peradaban.

Kita punya tanggung jawab besar untuk terus mempetahankan dasar negara ini. Bukan hanya mengenang, namun harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan Pancasila tetap bediri kokoh dalam peradaban dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun