Mohon tunggu...
Miaa
Miaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia tempatnya salah dan lupa~

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jembatan Kaca Bromo Tengger Semeru: dari Konservasi ke Ekonomi

4 Juli 2022   14:23 Diperbarui: 4 Juli 2022   14:34 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rencana desain jembatan kaca di Bromo Tengger Semeru. (Sumber: Instagram @kemenpupr)

Rencana Pengembangan Kawasan Stategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Indonesia terus bergulir hingga saat ini. Sektor pariwisata adalah sektor prioritas setelah Infrastruktur, Maritim, Energi dan Pangan. Di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025, ditetapkan 88 titik KSPN di Indonesia.

Merujuk dari berbagai data resmi pemerintah tentang kebijakan pengembangan KSPN yang menjadi alasan penting dilaksanakan program tersebut yaitu: 1) pentingnya mengakhiri sumber pendapatan negara dari industri ekstraktif SDA, 2) pariwisata sebagai sumber devisa nasional yang cepat dan belum optimal, 3) pariwisata dapat untuk meningkatkan daya saing bangsa di mata global, 4) pariwisata sebagai lapangan baru investasi pertumbuhan ekonomi nasional, 5) KSPN untuk menunjang percepatan perluasan infrastruktur untuk integrasi dan interkoneksi.

Stategi pembangunan wilayah-wilayah KSPN ini adalah konsep pengembangan ekowisata. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang saling terkait yakni pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

Jika dilihat dari alasan pentingnya program KSPN ini dilaksanakan dapat bernilai baik karena akan berdampak pada peningkatan ekonomi setempat. Namun bagaimana jika dilihat dari kacamata keselamatan dan kelestarian alam? Persoalan ekonomi memang menjadi catatan khusus sepanjang sejarah, tapi perlindungan terhadap alam jangan sampai dikesampingkan.

Dikutip dari Presentasi Multilateral Meeting I updated hasil kesepakatan Kedeputian Bidang Ekonomi oleh Kementerian PPN/Bappernas yang berjudul Pembangunan Pariwisata bahwa dari 88 lokasi terdapat 10 destinasi prioritas, salah satunya adalah Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Menjadi salah satu destinasi dari program Kawasan Stategis Pariwisata Nasional, Bromo Tengger Semeru mulai melakukan penggarapan jembatan kaca sejak akhir September 2021 dan akan ditargetkan selesai pada akhir September 2022.

Pembangunan jembatan kaca bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena melintasi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo sebagai penyedia lahan untuk salah satu kaki jembatan. Selain dikenal dengan keindahan alamnya, Bromo Tengger Semeru juga dikenal dengan keunikan masyarakat lokal adat tengger yang masih kental dan sangat menghormati serta menghargai alam.

Perlu diketahui lebih dalam bahwa kawasan Taman Nasional merupakan wilayah terbatas pemanfaatannya karena masuk kategori dilindungi. Secara definisi Taman Nasional sesuai dengan Keppres 32 tahun 1990 yakni kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang tujuannya dimanfaatkan guna pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Rencana pembangunan masuk dalam zona pemanfaatan, tetapi dalam pemanfaatan juga ada perlindungan.

Kembali lagi pada alasan betapa pentingnya program KSPN, pada dasarnya inti dari segala program KSPN ini yaitu wisata sebagai tumpuan ekonomi dengan mendatangkan wisatawan untuk berkunjung dan mendapatkan keuntungan. Alih peningkatan devisa yang bertumpu pada kuantitas kunjungan wisatawan agar banyak yang datang, maka fasilitas harus dibangun dan dipenuhi. Apapun idenya tujuannya hanya satu yakni keuntungan.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR bahwa jembatan kaca diharap mendongkrak jumlah wisatawan ke Bromo, "Jembatan kaca ini diharap dapat mendongkrak jumlah wisatawan ke Bromo dan dapat meningkatkan perputaran roda perekonomian. Terutama meningkatkan kesejahteraan warga sekitar", ungkapnya pada laman timesindonesia.co.id

Jembatan kaca yang membentang sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter pada bentang utama dan 3 meter pada bagian awal dan tengah bentang, posisi jembatan ini berada di atas jurang dengan kedalaman 80 meter. Pemerintah pasti sudah memperhitungkan perencanaan yang komprehensif sesuai standar dan melalui proses uji laboratorium sehingga jembatan kaca akan aman untuk difungsikan bagi wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun