Banyak orang yang bilang kalau masa remaja merupakan suatu masa yang paling menyenangkan bagi kehidupan seseorang, saya tidak tahu apakah anda setuju atau tidak dengan pernyataan tersebut. Silahkan saja, tentu setiap orang yang sudah pernah mengalami atau bahkan sekarang yang sedang menginjak masa remaja mempunyai penilaian sendiri berdasarkan apa yang dirasakannya. Namun tulisan ini bukan hendak membahas persoalan tersebut akan tetapi hendak membahas tentang kondisi remaja-remaja indonesia yang menurut saya sungguh memprihatinkan belakangan ini, perilaku-perilaku yang sebenarnya tidak etis dan bahkan bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat, agama atau negara seperti contohnya saja pergaulan bebas, tawuran antar pelajar dan masih banyak lagi sederet persoalan yang menimpa remaja-remaja di negeri ini, yaaahh meskipun di sisi lain tidak sedikit juga remaja-remaja indonesia yang berpretasi baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik akan tetapi yang kurang beruntung saya rasa justru lebih banyak.
Salah satu faktor penyebab dari maraknya perilaku remaja-remaja yang demikian adalah pendidikan moral yang sudah mulai hilang atau tidak di ajarkan lagi kepada mereka sehingga pondasi yang seharusnya mampu mengokohkan dirnya dari terpaan arus perkembangan zaman yang mulai menggeserkan nilai-nilai positif yang ada dimasyarakat sehingga sedikit demi sedikit mulai tergerus dan rapuh yang pada saatnya nanti bisa saja roboh. Disamping itu.
Faktor lain yang tak kalah penting penyebab perilaku remaja yaitu lingkungan, meskipun tidak selalu segala tindakan manusia dipengaruhi oleh lingkungannya namun jika dikaitkan dengan aspek manusia sebagai zoon politicon maka manusia tidak terlepas dengan lingkungannya secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan kajian ilmu psikologi bahwa perilaku manusia salah satu aspeknya yaitu berdasarkan pendekatan kognitif, artinya manusia berusaha memahami lingkungan sekitar sehingga bersifat aktif terhadap lingkungannya. Keluarga adalah lingkungan yang pertama bagi kehidupan manusia, pendidikan yang ditekankan dalam keluarga sangat penting sebagai bekal sebelum terjun kedalam kehidupan sosial yang kompleks dimana nilai-nilai yang terkandung didalamnya tidaklah sesederhana yang terdapat dalam keluarga sebab boleh jadi culture antar satu kelompok masyarakat bebeda dengan kelompok masyarakat lainnya sehingga membutuhkan ketelitian dalam menyikapi kemajemukan tersebut. Seyogyanya peran orang tua sangat penting untuk mengawasi perkembangan anak-anaknya terutama ketika sudah menginjak masa remaja, sebab masa remaja sangat rentan sekali tercemar oleh nilai-nilai yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku baik dalam agama maupun negara.
Banyak kebudayaan barat yang kurang layak kemudian diadopsi oleh para remaja di indonesia yang sebenarnya kebudayaan tersebut tidak sesuai dengan latar belakang kebudayaan di indonesia yang menganut budaya ketimuran. Dalam perkembangannya, remaja sering kali tidak berpikir dua kali dalam mengambil sikap atau keputusan, mereka lebih mengedepankan emosinya ketimbang memikirkan dampak apa yang akan terjadi dan bagaimana menyikapi sesuatu dengan baik. Yaah, sebagaimana dalam lagunya H. Rhoma Irama bahwa “darah muda adalah darahnya para remaja, yang tak mau mengalah meskipun salah”, meskipun salah tetapi mereka tetap saja bersikukuh bahwa apa yang dilakukannya sudah benar.
Oleh karena itu, sebagai remaja kita harus selalu instrospeksi diri dan selektif dalam mengambil suatu keputusan agar setiap langkah yang diambil akan membawa prestasi bagi dirinya. Tentunya gambaran seperti apa kondisi bangsa indonesia 10 sampai 20 tahun kedepan tergantung seperti apa kondisi remajanya saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H