Mohon tunggu...
Halwatu LuluMusyarofah
Halwatu LuluMusyarofah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

berdoa, berusaha, bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepucuk Lara

2 Juni 2020   18:20 Diperbarui: 2 Juni 2020   18:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin menerjang keras
Debu terhempas
Daun melambai
Kesejukan menyapa
Tamparan sedih menghampiri
Air mata mengucur deras
Hati tak mampu menahan
Pikiranpun kacau balau tak tertata
Hancur runtuh tak ternilai
Menyayat jiwa lara
Dalam sanubari kelam
Menghilang tak beralasan
Beribu tanda tanya
Melangkah tak tau arah
Lenyap dalam kalbu
Tinggal kata tiada yang tersisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun