Mohon tunggu...
Halwatul Adzkia Nafiah
Halwatul Adzkia Nafiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Mahasiswi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kualitas Air Laut: Faktor-Faktor Utama dan Dampak pada Ekosistem Laut dan Kesehatan Manusia

25 Juni 2024   20:47 Diperbarui: 25 Juni 2024   20:52 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

         Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber-sumber air. Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter parameter tertentu berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (KepmenLH, 2003). Kondisi perairan laut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi, baik dari darat maupun dari laut itu sendiri. Faktor dari darat yang mempengaruhi kondisi perairan laut, seperti aktivitas manusia yaitu pemukiman, industri, dan penambangan. Sedangkan, faktor dari laut yaitu pasang surut, gelombang, arus dan kegiatan manusia di perairan laut seperti penambangan pasir laut, eksplotasi migas lepas pantai dan transportasi laut. Parameter kualitas perairan yang penting untuk dianalisis adalah sifat fisik, kimia dan biologi.

        Salah  satu  faktor  yang  sangat  penting  bagi  kehidupan  organisme  di  perairan  yaitu suhu perairan dimana walaupun suhu merupakan faktor eksternal yang paling mudah untuk ditelit dan ditentukan  namun  sangat  berpengaruh  terhadap aktivitas metabolisme  dan  penyebaran organisme  air. Beberapa hal   yang  mempengaruhi  suhu  pada  badan  air diantaranya musim, lintang, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman air. Suhu perairan sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan karena  terjadinya perubahan  suhu  permukaan  akan  mempengaruhi  proses  fisik,  kimia  dan biologi di perairan tersebut. peningkatan  suhu  akan  menyebabkan  terjadinya  stratifikasi  atau pelapisan air  yang akan  berpengaruh terhadap pengadukan air  yang sangat diperlukan dalam penyebaran oksigen sehingga dengan adanya pelapisan air tersebut di lapisan dasar menjadi tidak anaerob.

            Menurut simanjuntak (2009) bahwa pH perairan merupakan salah satu parameter kimia penting dalam memantau kestabilan perairan. Biota  di  perairan  sangat dipengaruhi  oleh  variasi  pH dimana  tingginya nilai  pH akan sangat  menentukan  dominasi fitoplankton  yang  akan  berdampak  para  tingkat  produktivitas  primer  suatu  perairan  karena keberadaan fitoplankton sangat didukung oleh ketersediaan nutrient di perairan laut. Selain   itu,   kondisi   perairan   yang   terlalu   basa   maupun   terlalu   asam   akan membahayakan bagi kehidupan organisme karena akan mengganggu proses metabolisme dan respirasi. Rendahnya  pH  hasil  pengukuran  dapat  saja  terjadi  karena  pH  di  suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktivitas fotosintesa biota laut,  suhu  dan  salinitas perairan.

            TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang umumnya disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke badan air. TSS sangat mempengaruhi penetrasi cahaya matahari ke kolam air karena dapat meningkatkan nilai kekeruhan yanga pada akhirnya akan mempengaruhi proses fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan  air  sehingga  berdampak  pada  pasokan  oksigen  terlarut   yang  berkurang  dan meningkatkan pasokan CO2 di perairan. Nilai  TSS  yang  tinggi  melebihi  ambang  baku  mutu  secara  tidak  langsung  akan mempengaruhi kehidupan organisme karena akan meningkatkan kekeruhan perairan sehingga berpengaruh   terhadap   proses   fotosintesis.   Hal   ini   akan   berdampak   pada   terganggunya kehidupan dan perkembangan biota serta dapat menyebabkan kematian biota dikarenakan dapat menutup insang dan saluran pernafasan. Tingginya TTS dapat mengurangi proses forosintesis yang pada akhirnya akan memusnahkan sumberdaya perikanan di daerah pemijahan.

            Konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia dipengaruhi oeh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan  bersifat  racun  jika  jumah  amonia  banyak,  sedangkan  dengan  kondisi  pH  tinggi  hanya dengan  jumlah  amonia  yang  sedikit  akan  bersifat  racun.Kadar  amonia  yang  tinggi  dapat merupakan  indikasi  adanya  pencemaran  bahan  organik  yang  berasal  dari  limbah  domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian.

            Konsentrasi   nitrat   yang   tinggi   di   perairan   dapat menstimulasi  pertumbuhan dan  perkembangan  organisme  perairan  apabila  didukung  oleh  ketersediaan    nutrient.  sehingga  bila  nilai  nitrat  yang  terkonsentrasi  di  perairan  melebihi  0,2 mg/l   dapat   mengakibatkan   terjadinya eutrofikasi(pengayaan)   perairan   dan   selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Tingginya nilai nitrat di titik sampling ini kemungkinan bersumber dari masukan bahan organik akibat  aktivitas  dari  daratan  yang  dapt  berupa  erosi  daratan,  masukan  limbah  rumah  tangga, limbah pertanian berupa sisa pemupukan dan lainnya. 

            Timbal  (Pb)  merupakan  salah  satu  logam  berat  yang  masuk  dalam  kelompok  bersifat toksisitas  tinggi  selain  HG,  Cd,  Cu  dan  Zn  menurut Kementrian  Negara  Kependudukan  dan lingkungan Hidup (1990). Karena sifat toksisitasnya yang tinggi, logam berat timbal (Pb) tidak diharapkan keberadaannya dalam tubuh makhluk hidup meskipun dalam jumlah  yang sangat kecil.  Namun  disisi  lain,  Timbal  (Pb)  sangat  banyak  membantu  dalam  kehidupan  manusia sehari-hari. Tingginya  kadar  Pb  diperairan tersebut  kemungkinan  diakibatkan  oleh  aktivitas  industry,  cat,  pengawet  kayu,  minyak pelumas,  komponen  mesin  dan  BBM  dalam  aktifitas  pelayaran  serta  berasal  dari  kegiatan domestik. Selain itu  Kandungan logam dalam air dapat berubah-ubah atau sangat tergantung pada  lingkungan  dan  iklim.  Pada  musim  hujan  kandungannya  lebih  kecil  karena  proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungannya lebih tinggi karena logam dalam air lebih terkonsentrasi

            bakteri  coliform  dalam  air  mengindikasi  bahwa  air tersebut terkontaminasi oleh tinja yang bersifat pathogen dalam usussehingga tidak layak untuk dikonsumsi  (Sopacua.  Dkk,2013).  Semakin  banyak  jumlah coliformartinya  semakin  buruk kualitas air tersebut. Total coliform yang tinggi melebihi ambang baku mutu yang telah ditetapkan akan berbahaya  bagi  kesehatan  masyarakat  sekitar  terutama  bagi  masyakat  yang  bermukim  di perumahan yang tidak terencana (Sumantri, 2011)

Dampak pada Ekosistem Laut

  1. Kerusakan Terumbu Karang: Pencemaran air dapat menyebabkan eutrofikasi yang merangsang pertumbuhan alga secara berlebihan. Alga ini dapat menutupi terumbu karang dan menghalangi sinar matahari yang diperlukan untuk fotosintesis, sehingga terumbu karang mengalami pemutihan dan kematian.
  2. Penurunan Populasi Ikan: Logam berat dan bahan kimia berbahaya dalam air dapat meracuni ikan dan organisme laut lainnya. Ini tidak hanya mengurangi keanekaragaman hayati, tetapi juga berdampak pada mata pencaharian nelayan lokal.
  3. Gangguan Rantai Makanan: Pencemaran air mempengaruhi plankton dan mikroorganisme yang merupakan dasar dari rantai makanan laut. Gangguan pada level ini dapat berdampak luas pada keseluruhan ekosistem laut.

Dampak pada Kesehatan Masyarakat

  1. Penyakit Bawaan Air: Kontaminasi sumber air minum oleh bakteri, virus, dan parasit dapat menyebabkan berbagai penyakit bawaan air seperti diare, kolera, dan tifus.
  2. Keracunan Logam Berat: Paparan jangka panjang terhadap air yang terkontaminasi logam berat seperti merkuri dan timbal dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, termasuk kerusakan saraf, gangguan fungsi ginjal, dan risiko kanker.
  3. Ketergantungan pada Sumber Air yang Tercemar: Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil seringkali bergantung pada sumber air yang tercemar, yang dapat memperburuk masalah kesehatan dan mengurangi kualitas hidup.

Kualitas air laut yang menurun berdampak luas pada lingkungan dan kehidupan masyarakat. Ekosistem laut yang tercemar dapat mengurangi keanekaragaman hayati, mengganggu rantai makanan laut, dan menurunkan hasil tangkapan ikan yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak nelayan. Selain itu, air laut yang tercemar juga dapat mengancam kesehatan masyarakat pesisir yang bergantung pada air laut untuk kebutuhan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun