Mohon tunggu...
Ardiansyah Fauzi
Ardiansyah Fauzi Mohon Tunggu... -

Sedikit tentang saya Anak pedalaman 'PAYAHE' yang coba menulis sejarahnya sendiri. tentang tanah Dusun yang setiap hari di rampas untuk kepentingan investor asing,..\r\nMencoba melawan sebab yG namanya penjajah tak akan pernah mensejaterakan bangsa ini..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Manusia 1/12 IBLIS

27 Maret 2012   16:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:23 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Untuk pak presiden yang cengengesan di istana megah, kami malu melihat jalanan tak pernah sepi dari para demonstran, bukankah kita telah mendeka,? tapi masih saja banyak kebijakan yang lahir dari mulut orang-orang pintar ampuh menindas rakyatnya sendiri, rasanya seperti terjajah pak,!!

Sesungguhnya kami tak tahu harus memulainya dari mana, kalaupun hanya bisa pasrah dan berdoa, maka semua permohon yang terucap adalah sumpah serapah yang teramat menyedihkan. Aku rasa malaikat pun pasti tak sanggup mendengarnya, sebab engkau pemimpin yang telah kami pilih dengan harapan dan kebanggaan teramat hebat. di sebuah pesta demokrasi sangat mahal, kata rakyat kebanyakan engkau di pilih secara adil, tanpa money politic, tanpa sumpal mulut dengan dolar ataupun ringgit, namun apakah itu benar,? jika benar maka menjadi pemimpin di negeri ini sangat mudah bukan,? karena tak harus mengendutkan rekening untuk lolos bursa pencalonan, juga tak harus sampai mempuasakan 23.000 warga miskin di negeri ini sekedar mengantarkan bapak ke kursi yang hanya para presiden saja yang tahu kenikmatannya. Dan juga bapak tak sampai harus capek-capek  bersilatuhrahmi ke pasar, terminal, lapak pedagang kaki lima untuk mendulang suara dari komunitas mayoritas pemilik hak suara. Cukup rekam pidato anda dan kirimkan ke seluruh rumah ibadah. Mesjid, gereja, wihara, pura, kastil. Di seantero Nusantara yang punya saund sytem DVD barangkali, lalu dengarkan sebelum petang dan pagi hari. bapak akan populer, tak perlu tim survei mahal untuk menyimpulkan peningkatan elektabilitas atau segala tetek benge yang sebenarnya hanya menipu orang banyak, termasuk saya dan bapak sendiri. kalau tidak salah begitu kira-kira maksud kami.

Ada sesuatu sebenarnya yang ingin kami ceritakan pada bapak. Kemarin sebelum anda mengumumkan BBM akan naik, daerah kami tenang dan nyaman. tak ada cerita sandera-menyadera, juga tak ada kisah penimbunan solar sampai ribuan liter, hingga membuat para nelayan di desa kami mogok melaut. atau celoteh si sukri yang tak lagi pergi mengayuh sepedanya 10 Km pulang pergi ke agen minyak tanah, jawabannya anda tahu sendiri, setelah hampir 5 jam mengantri ia tak dapat jatah. Tadi sebelum ia sampai jatah minyaknya telah di tilap sebuah mobil hitam berplat merah milik pak lurah. Sungguh di sayangkan sejauh itu ia berkejaran denga galon-galon kompor, selelah itu juga anda mengecewakan harapan kecilnya, juga mimpi keluarga kecilnya.

Ada lagi yang paling memilukan, seorang mahasiswa dipukuli aparat militer hanya karena ia berteriak rezim anda tidak populis. Lalu apa bedanya orde kemarin dan hari ini,? Jika anda masih sanggup mendengarnya, ada tuh di ujung gang sana seorang ibu muda yang sedang mengandung, usia kandungannya kalau tak salah taksir kira-kira 7 bulan. antri minyak dari pagi sampai petang, tak kasihankah anda dengan nasibnya yang berat itu bapak,?? pasti anda juga tergugah, hanya saja anda tak berani barang sedikit main serong dengan keinginan negara pemilik patung Liberty, sekali-kali beranilah seperti penguasa Iran, kami sedang mendambakan hal seperti itu. kalau saja anda paham, maka bertapa berbahagianya kami semua.

Tapi tak ada salahnya berharap, badai pasti berlalu. ketika jalanan terasa lebih panas saat ini, ketika petugas SPBU lari terbirit-birit di kejar orang jalanan, bapak malah mau pelisiran ke negeri tirai bambu. Nikmatnya berada di posisi seperti anda, dari 10 tahun lalu loh kami ingin jalan-jalan ke ke raja empat atau ke tanah Lot, namun begitulah seperti anda ketahui, tak cukup uang kami untuk terbang atau berlayar, ingin mendayung tapi rasanya sudah bukan zamannya lagi. Tapi tak ada salahnya berharapkan bapak,? keraskan usaha,! dan mari melihat wakil rakyat kita, berkolaborasi dengan para anggota kabinet anda membunuh mimpi-mimpi kami. Duh Gusti Allah, datangkan pertolongan agar kami tak menjadi kufur, biarkan mereka saja yang menjadi kufur atas kekayaan dan kelebihan kekuasaan yang kau timpahkan pada mereka, borjuis-borjuis yang tak lebih berharga daripada anjing.!

Pak presiden jika anda tak bisa menjadi manusia 1/2 Dewa tak apa apa, jadi pemimpin 1/12 iblis sudah sangat kami syukuri. sebab yang kami mengerti di negeri ini para pejabat sangat kecil rasa empatinya. Jika april nanti anda benar-benar mengekori AS, maka akan tersebarlah tali-tali gantungan yang ukurannya pas dengan jenjang leher kami, bukankah masih lebih terhormat mati di tiang gantungan demi sebuah cita-cita yang di perjuangkan, daripada pingsan di atas beludru hangat tapi ketika terbangun semua sanak keluargamu terpanggang dalam kemelaratan. Maaf sekali lagi pak jika coretan ini terlalu berlebihan, kalaupun ini hanya kegalauan yang keliru itu berarti kita impas, pernah beberapa kali anda membohongi kami, tak ada maksud menghitung pengingkaran anda, ingin mengingatkan saja tidak lebih.

Kawan-kawan, untuk saudaraku, keluarga, dan seluruh yang masih sulit mengakses kehidupan yang layak di negeri ini. Mari kita belajar dari caranya Imam Khoemeni membebaskan Iran. ketulusan perjuangan dan keihklasan untuk membebaskan orang-orang tertindas adalah jalan menuju kebahagian hakiki. Damai kami sepanjang hari, Damai pak presiden tidak berhari-hari..Untuk yang berjuang bawah pulang kemenangan, untuk yang menanti doakan Mahasiswa dan orang baik kita menang,.! Salam.

Menjealang kenaikan BBM..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun