Teknologi digital terbukti nyata memengaruhi perilaku dan pola pikir manusia. Kemudahan akses dan pemerolehan informasi mampu membuat manusia berpikir adaptif dan tanggap terhadap perubahan. Kondisi ini tidak terlepas pada aspek kebahasaan. Eksistensi teknologi itu rasanya berpengaruh besar pada sisi kebahasaan, baik itu dalam ragam tulis maupun lisan.
Komunikasi pengguna teknologi digital (baca: warganet) kini telah banyak dihabiskan melalui media sosial, entah itu Whatsapp, Telegram, Line, atau media lainnya. Akibat kemudahan fasilitas itu, kemunculan tatanan bahasa baru yang muncul di kalangan masyarakat pun tidak bisa kita pungkiri. Penggunaan bahasa baru atau bahasa gaul tersebut pada akhirnya memengaruhi pola dan maksud konteks dalam suatu ujaran tertentu. Fungsi dan situasi tutur kemunculan bahasa tersebut patut dipertanyakan: apa hakikat dan eksistensinya?
Salah satu dari sekian kemunculan istilah baru dalam berbahasa adalah fenomena awalan "P" dalam memulai percakapan.
P, P, P, baca chat gue dong!
Mengapa musti P? Bagaimana dengan W, Q, J, atau alfabet lainnya?Â
Alasan dasar pemilihan penggunaan P sebagai awal percakapan itu dapat kita ulik melalui ilmu semiotika. Berbicara semiotika berarti berbicara tentang dunia tanda. Tanda berhubungan erat dengan penanda (signifier) dan petanda (signified). Segala sesuatu yang dapat kita amati tidak terlepas dengan tanda, entah itu benda, pesan, ataupun peristiwa.Â
Dalam semiotika, ide dasarnya adalah sebuah pesan dan kode. Fenomena awalan "P" tergolong ke dalam ranah semiotika komunikasi yang dasar utamanya adalah menekankan apa alasan dan tanda di balik "P" yang kini banyak digunakan warganet. Kemunculan penggunaan awalan "P" itu pasti diawali dengan abduksi kode dari objek/nilai tertentu, kemudian kode tersebut ditafsirkan secara konsisten, lalu menghasilkan konvensi pada masyarakat, hingga akhirnya terjadilah sebuah kode baru.Â
Jika kita menengok sebentar mengenai histori perkembangan teknologi, ada satu merek telepon seluler bernama Blackberry yang sempat booming di tahun 2010-an. Kala itu, salah satu fitur Blackberry hadir dalam bentuk pesan obrolan bernama Blackberry Messenger (BBM). Penggunaan Blackberry hadir beriringan dengan fitur BBM sebagai media pengiriman pesan yang cukup populer. Dalam penggunaan BBM, ada satu fitur yang cukup menarik perhatian dan sering digunakan pada masanya, yakni PING!!!
Â
PING!!! digunakan untuk pengiriman pesan yang bersifat penting, darurat, atau sekadar membuat orang cepat/segera dalam membalas pesan. PING!!! dapat kita anggap sebagai abduksi kode yang muncul di masyarakat. Seiring perkembangan zaman, penggunaan Blackberry dan BBM justru mengalami kemunduran. Blackberry kini tidak begitu digemari karena produksi dan inovasinya yang tidak lagi adaptif. Jika hingga detik ini masih ada orang yang setia menggunakan Blackberry, orang tersebut berarti memang maniak dan patut diacungi jempol.