Mohon tunggu...
Ketak Ketik
Ketak Ketik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Pendidikan Agama Islam UIN Malang

Saya suka curhat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kawan, Ingat Kita Tak Perlu Bertengkar

22 September 2024   23:53 Diperbarui: 22 September 2024   23:59 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kali ini saya ingin mengeluarkan paksa gumpalan keresahan yang sudah lama terpendam dibenak saya. Keresahan itu muncul dari berbagai dinamika selama 2 semester awal masuk perkuliahan di kampus ulul albab. Semua dimulai ketika saya mulai berbincang dan akrab dengan para kakak tingkat di program studi yang saya pilih. Banyak perbincangan dan pertanyaan yang saya obrolkan dan ajukan ke mereka. Kadang kala perbincangan itu menjadi menarik karena yang kami bahas ialah diskusi yang berbobot dan juga sesekali diselingi dengan guyonan agar tak terlalu tegang ketika ada sesi dimana obrolan itu memancing emosi. Sungguh terlihat akrab sekali kan kami.

Tentu perbincangan tersebut memiliki maksud terselubung. Yang pada akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk dan ikut salah satu organisasi besar di kampus ulul albab. Selama berproses disana banyak sekali pelajaran dan keteladanan yang saya. Entah itu dari segi intelektual maupun soft skill lainnya. Jiwa semangat saya dan kawan-kawan seangkatan kala itu sangat membara, tetapi setelah berselang beberapa bulan, semangat itu mulai hilang dari empunya. Sehingga proses berinteraksi dalam wada organisasi itu sedikit mandeg dan mulai tak dilirik oleh beberapa kawan seangkatan saya. 

Meski sedang kehilangan rasa ghiroh dalam angkatan organisasi itu, saya tetap menyempatkan untuk memperoleh pengetahuan yang tak dapat saya peroleh di bangku kelas perkuliahan. Pengetahuan itu sering mereka sebut dengan antropologi kampus dan hierarki organisasi intra kampus. Dan di tengah-tengah waktu menyerap pengetahuan tersebut, hadir beberapa fenomena sosial di kalangan mahasiswa. Fenomena sosial tersebut kiranya tak akan saya kemukakan di tulisan ini. Namun, bagian setelah ini lebih penting daripada kejadian yang telah berlalu itu.

Ya, halo para civitas akademika dan seluruh elemen yang masuk di dalam lingkup kampus!!!
Bagaimana kabarnya? semoga baik saja dan tetap dalam naungan ilahi. Hei, kalian yang sedang mengemban amanah sebagai prabu-prabu organisasi. Apa yang kalian pikirkan selama ini dalam mengarungi bahtera kepengurusan kalian. Apa hanya sekedar cepat dirancang agar cepat selesai? atau pun hanya sekedar untuk menjadikan para bawahanmu sebagai tameng-tameng berkarat untuk melindungimu dari serangan cercaan para makhluk jujur. Lucu kadang melihat tingkah lakumu wahai pimpinan.

Lalu, selama ini mengapa kau seolah-olah menutup diri dan merasa paling besar daripada lainnya. Sungguh angkuh sekali kelakuanmu itu. Bukannya dengan membuka diri dan saling bertukar pikiran dengan kawan lainnya itu termasuk perangai baik? ah.. entahlah kecewa sekali pasti para pendahulumu.

Memang apa kau sudah merasa kumpulan yang kau komandoi sudah memberi kebermanfaatan yang maksimal?

Apa justru memang kau sengaja bertingkah laku seperti itu, memasang langkah muslihat yang dibungkus dengan rapi dan bagus sehingga kawan sekumpulanmu patuh-patuh saja.

Memang gila kau ini, justru aku curiga, kau dicekoki godaan-godaan materi oleh para birokrat yang tak tau malu itu.

Terakhir, sudikah kau menanggapi cercaanku kali ini, BUNG?????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun