Mohon tunggu...
Hallieta Priscilla
Hallieta Priscilla Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penulis

Menulis itu seni dan hobi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Ekonomi Dunia Post-Vaccine Covid-19

11 Februari 2022   14:25 Diperbarui: 11 Februari 2022   14:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada bulan Desember 2019, beberapa media melaporkan adanya penemuan virus di Wuhan, kota terbesar di Cina. Pemerintah RRC menetapkan kebijakan bahwa Wuhan harus berada dalam kondisi Lockdown, kondisi dimana suatu wilayah berada dalam "keadaan istirahat", yakni semua sektor ekonomi dihentikan. Pada akhir Januari 2020, kasus virus ini muncul di Italia, kemudian kasus ini menyebar ke Eropa, dan seluruh penjuru dunia. Akibatnya, semua negara diwajibkan "mengistirahatkan" para karyawan maupun pegawainya. Bisnis-bisnis yang terkena imbasnya adalah hotel dan restoran, transportasi, eceran dan grosir, maupun manufaktur. Ketika terjadi lockdown, secara ekonomi, produksi semakin "terkikis" sedikit demi sedikit. Hal ini tidak akan berpengaruh apabila sektor perdagangan maupun hiburan terbantu dengan kecanggihan teknologi yang mutakhir.

 Sejak dihentikannya kebijakan lockdown mendunia di Mei 2020, roda ekonomi berputar kembali. Vaksin Covid-19 juga  mulai ditemukan dan dikembangkan di Agustus 2021, tetapi hal ini masih menjadi ironi. Dilantaran kuantitas jobseekers dan lapangan pekerjaan masih berbeda jauh. Lagipula, sifat temporary pada lockdown belum tentu dapat meningkatkan potensi ekonomi bisnis seperti semula. Dibutuhkannya waktu yang cukup lama dan tahap yang kontinu dalam meningkatkan UMKM di Indonesia.

Pasca ditemukannya vaksin, perilaku penduduk mulai berubah drastis. Hal ini dikarenakan kecanggihan teknologi di abad ke-21. Beberapa pegawai perusahaan mulai beradaptasi dengan WFH (Work From Home). Begitu juga dengan murid-murid sekolah, yang mulai terbiasa dengan belajar dari rumah. Sayangnya, di sisi lain, hutang publik meningkat drastis. Kini, anggaran pemerintah yang disalurkan untuk keluarga kurang mampu, mulai berkurang. Lantas, bagaimana pemerintah melunasinya? Apakah dengan peningkatan pajak rakyat di masa mendatang? 

Sekian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun