Aku pernah gagal.
Peristiwa itu terjadi ketika aku duduk di kelas 12 SMA di salah satu sekolah yang cukup populer di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masih terasa segar di ingatan bahwa saya mendapat jatah undangan dari salah satu sekolah saya. Lantas, semua guru dan temanku memuji saya kala itu. Terbuai oleh pujian mereka, saya menjadi berleha-leha dan hanya bergantung pada penilaian SNMPTN.
Akan tetapi....
Apakah yang terjadi selanjutnya?
Saya dinyatakan  tidak lolos seleksi undangan menuju kampus idaman saya. Hati terasa terkoyak-koyak. Air matapun bercucuran dari pelupuk mata.
Akan tetapi....
Dari kegagalan ini...
Saya belajar apa itu IKHLAS, ketika saya melepas segala hal yang aku inginkan.
Saya belajar apa itu SABAR, ketika hal yang aku inginkan belum terwujud.
Saya belajar apa itu IKHTIAR, ketika aku merasa doaku belum terkabulkan jua.