Pengemas Rasa, Pelipur Lara
Hallo para pengunjung artikelku, selamat pagi, siang, sore, malam ! how are you? Semoga selalu sehat dan baik baik saja yaa aamiin. Kali ini saya akan menulis kisah tentang my hero. Yaps, pahlawanku ialah Ibu.
Seorang ibu menjadi pengemas rasa ialah ibu selalu menjaga hati kita agar tidak tersakiti, dan pelipur lara karena ibu lah yang mengobati hati kita dikala sedih. Â
      Ibu adalah sosok wanita yang sangat hebat. Ibu adalah seseorang yang melahirkan kita di dunia. Ibu, seseorang yang membawa bayinya di rahimnya selama sembilam bulan. Ibu selalu memberikan anak anaknya rasa sayang dan juga cinta.
Ibu merupakan orang yang paling mencintai dan menyayangi kita sepenuh raga. Dengan segenap kemampuan yang dia miliki, tercurah kecintaan yang besar dan tiada henti.
Ibu... Ibuku bernama Lu'luatul Mukarromah, tapi beliau sering dipanggil dengan sebutan Mulyanah. Beliau lahir di Pasuruan, 10 Juni 1974. Ibuku anak pertama dari 4 bersaudara. Dan semua keempat empatnya ialah perempuan. Tahun 1995, ibu menikah dengan ayah dan dikaruniai 3 orang anak.
Ibuku mempunyai tiga orang anak yang ketiga tiganya itu perempuan. Tepat pada tanggal 6 Desember 1997, ibuku melahirkan anak perempuan pertamanya yang diberi nama Nurisma Kholifatun Nisa. Dan selisih sembilan tahun, tepat pada tanggal 30 Januari 2002, dengan hebatnya selama sembilan bulan, ibu melahirkan anak kedua sekaligus ketiganya dengan normal. Why? Karena anak kedua sekaligus ketiganya itu kembar. Beliau memberi nama Haliza Chafifatun Nisa dan Jazilah Lailatun Nima. Iyaa... Sangatlah berbeda tetapi nama panggilannya hampir mirip yaitu Zila dan Liza. Meskipun mengaandung dalam keadaan perut besar, beliau tetap kuat mengikuti puasa bulan Ramadhan.
Ibu seorang wirausahawan. Beliau mempunyai toko di rumah. Ibu adalah seorang yang sangat sabar, kuat, disiplin, tanggung jawab, intinya semua sifat yang baik baik ada di ibuku. Ibu menjaga toko setiap pagi sampai sore. Selama di rumah saya selalu membantu ibu menjaga toko karena ibu tidak memerlukan karyawan di rumah.
Oke karena perjuangan ibu tidak ada habisnya daripada saya bingung mau menceritakan ibu dari mana, jadi saya akan cerita kegiatan ibu dari pagi sampai malam aja yaa.
Ibuku bangun shubuh untuk sholat shubuh dan tidak tidur lagi setelah sholat melainkan memasak makanan untuk sarapan dan beres beres di dapur. Maka dari itu saya di didik menjadi seorang yang disiplin yang tidak boleh tidur lagi setelah sholat shubuh dan setiap pagi harus sudah selesai mandi dan sarapan.
Setelah itu, ibu membuka toko dan menjaga toko sampai sore. Setelah sholat maghrib, ibu berkumpul di ruang keluarga untuk nonton televisi sambil beristirahat sampai malam. Dan begitu terus kegiatan ibu sehari hari. Ibuku sosok ibu yang pendiam, tidak mudah bergaul sama orang, tidak pernah keluar rumah kalau tidak ada keperluan penting.