- Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara menjadi titik awal apabila kita meneguhkan diri menjadi agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dalam transformasi Pendidikan di sekolah. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.Â
- Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
- Berdasarkan filosofi pemikiran KHD tersebut sebagai guru/pendidik perlu merefleki diri untuk merubah pemikiran dan keyakinan yang selama ini menganggap bahwa: 1) pembelajaran yang berpusat pada guru lebih efektif, karena dianggap guru/pendidik itu gudangnya ilmu yang bertugas mentrasfer ilmu tersebut pada murid sehingga murid tinggal menerima ilmu dari guru, 2) pembelajaran itu akan berjalan dengan baik jika kelas kondusif, karena menganggap elama ini jika murid tidak ramai dan diam, maka akan lebih mudah murid menerima pembelajaran, 3) pembelajaran harus sesuai dengan target waktu yang ditentukan oleh kurikulum, karena indikator keberhasilan itu menurutnya adalah tersampaikannya semua materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 4) murid dalam belajar cukup mendengarkan informasi dari guru, karena dengan mendengarkan informasi murid akan bertambah pengetahuannya, Â 5) dalam proses penilaian cenderung menilai pada tataran kognitif saja, sehingga dalam mengukur keberhasilan murid cukup melalui penilaian harian dan penilaian akhir semester saja.
- Setelah mempelajari, Â mendalami dan merefleksi filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan penerapan pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (nilai-nilai luhur sosial-budaya) di tempat asal maka seorang guru/pendidik harus mempunyai komitmen untuk merubah pemikiran dan prilaku dalam proses pembelajaran. saya.Â
- Proses pembelajaran yang dilakukan harus berorientasi pada murid, Â sebagaimana yang disampaikan oleh KHD bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
- Tujuan Pendidikan sebagaimana yang telah disampaikan KHD dapat mencerahkan pemikiran seorang guru/pendidik sehingga mampu merubah prilakunya dalam proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada murid, yaitu menuntun anak sesuai dengan kodrat yang ada anak. Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan.Â
- Bila biji jagungditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta 'tangan dingin' pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.
- Banyak faktor yang harus disediakan dan dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada murid. Selama ini yang penulis lakukan dalam merubah prilaku dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah sebelum kegiatan pembelajaran menyampaikan informasi tujuan dan capaian pembelajaran yang akan dilaksanakan.Â
- Sebelum masuk ke materi pelajaran, murid harus paham dalam pembelajaran yang akan diikuti. Namun perlu kita sadari bahwa proses pembelajaran yang berorientasi pada murid juga harus memperhatikan kebutuhan murid selama proses pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada murid menuntut kreatifitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.Â
- Setelah memahami filosofi Pendidikan KHD, dalam proses pembelajaran tentunya menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi murid, dan penyediaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid sehingga memudahkan murid menerima materi pelajaran dan menyenangkan murid.
- KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan akhir abad ke-20. KHD juga menegaskan bahwa budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.Â
- Berdasrkan hal tersebut maka dalam proses pembelajaran kita sebagai guru harus pandai-pandai mengelola proses pembelajaran sesuai dengan kodrat anak, dan tidak lupa menanamkan budi pekerti sebagai perwujudan karakter anak yang diharapkan.Â
- Salah satu yang harus kita lakukan dalam pembelajaran yang sesuai dengan kodrat anak adalah memberikan contoh-contoh aplikasi materi dalam pembelajaran sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari dimana kita berada di abad 21. Dalam menanamkan dan pengembangan budi pekerti yang baik kita bisa memberkan keteladanan dengan menghargai semua pendapat murid di kelas dan menghargai dengan memberikan reward sebagai penyemangat dalam proses pembelajaran.
- Dalam upaya mewujudkan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KHD maka yang pemulis lakukan dalam rangkaian proses pembelajaran adalah 1) mewujudkan proses pembelajaran yang menuntun murid, yaitu dengan menyususn RPP yang berorientasi pada murid dengan model pembelajaran sesuai kebutuhn murid, dan menerapan system among yaitu pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya., 2) mewujudkan merdeka belajar yaitu memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya menggunakan metode menemukan dan menggunakan, 3) mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan zaman yaitu pembelajaran yang memahami kemampuan dan kebutuhan anak dengan pembelajaran yang berbasis tekhnologi, dan 4) mewujudkan budi pekerti, yaitu pembelajaran yang selama ini penulis jalankan bukan hanya pada tataran kognitif tetapi juga afektif dan menumbuhkan semangat belajar.
Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 1) seorang guru hendaknya mengajar dengan berorientasi pada pada murid yaitu sesuai dengan kodrat alam dan zaman murid, 2) tugas guru dalam proses pembelajaran adalah menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman murid, 3) dalam proses pembelajaran menerapkan merdeka belajar, yaitu memberikan kebebasan pada murid untuk berkreasi sesuai dengan potensi yang dimiliki, 4) guru dalam melaksanakan proses pembelajaran menumbuhkan budi pekerti yaitu pembelajaran untuk mengembangkan murid pada aspek kognitif dan juga afektif/prilaku anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!