Mohon tunggu...
Halipah
Halipah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaitan Ilmu dan Moral

8 November 2020   20:11 Diperbarui: 8 November 2020   20:26 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bismilahhirrahmanirrahim. Tulisan ini saya buat bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Filsafat Ilmu yang berkaitan dengan materi makalah saya.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya secara ilmiah, ilmu merupakan suatu aktifitas tertentu yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan pengetahuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan yang diperolah melalui kegiatan penelitian ilmiah yang hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kerna ilmu merupakan pengetahuan yang kita ketahui sejak dibangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Istilah lain menyebutkan, ilmu merupakan cara berpikir dalam mengasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Adapun ilmu merupakan produk dari proses berpikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut berpikir ilmiah, kebenaran ilmiah ini tidaklah bersifat mutlak, sebab mungkin saja pernyataan yang sekarang logis kemudian akan bertentangan dengan pengetahuan ilmiah baru atau pernyataan yang sekarang didukung oleh fakta, ternyata kemudian bertentangan dengan penemuan baru. Kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksi dan penyempurnaannya.
Ilmu merupakan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu dengan memperhatikan objek (ontologi), cara (epistemologi), dan kegunaannya (aksiologi). Dalam tahap pengembangan konsep, ilmu dipelajari secara metafisik, ilmuwan melakukan penelitian-penelitian dalam rangka mempelajari alam sebagaimana adanya. Pada tahap ini ilmu bersifat komtemplatif, yaitu ilmu bertujuan mempelajari gejala-gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman. Dalam tahap penerapanan konsep tujuan kegiatan keilmuan bukannya demi kemajuan ilmu itu sendiri melainkan untuk memecahkan masalah praktis dan mengatasi masalah yang dihadapi manusia, keilmuan dalam tahap penerapan konsep ditransformasikan menjadi bahan atau piranti, atau prosedur, atau teknik pelaksanaan sesuatu proses pengelolaan atau produksi yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang kita sebut teknologi. Jadi bisa dikatakan teknologi dikembangkan pada tahap ini. Ke arah mana dan terhadap apa teknologi digunakan, tergantung pada kepentingan si penguasa teknologi itu dan nilai-nilai moral etikanya.
Moral adalah bentuk hal yang lebih tertuju pada suatu tindakan yang dilakukan manusia, sedangkan etika merupakan kajian yang lebih mendalam tentang sesuatu nilai yang terlihat orang lain. Kekuatan moral di gunakan untuk mengendalikan akal dan nafsu sehingga kehidupan seorang itu sendiri akan lebih bermakna, setiap orang sangat penting memiliki moral, karena manusia merupakan makhluk berakal yang memiliki kesadaran, setiap perbuatan itu sendiri akan dinilai oleh orang lain. Bukan hanya itu, penilaian itu sendiri di kemukakan oleh seorang yang mempunyai kesadaran juga. Manusia sangat membutuhkan etika dalam landasan atas tindakan. Karena manusia makhluk tuhan yang diciptakan dengan akal sejak lahir dari dunia. Ada sangkut paut hubungan antara filsafat, etika, dan ilmu pengetahuan yang di dapat secara otonomi, semua itu bersangkutan dan tidak dapat dipisah. Etika dan moral sebagai teori mengenai tingkah laku manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. Moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang tertentu. Fungsi etika itu ialah mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk) akan tetapi dalam praktiknya etika banyak sekali mendapatkan kesukaran, hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah sama (relatif) yaitu tidal terlepas dari alam masing masing. Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia itu tidaklah sama dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku manusia itu dapat dinilai oleh etika.
Kaitan Ilmu dengan Moral yaitu, ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan mudah. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai bentuk kemudahan bagi manusia, dimana ilmu pengetahuan dan teknologinya merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia, terbebas dari kutukan yang membawa malapetaka dan kesengsaraan. Memang dengan jalan mempelajari teknologi seperti pembuatan bom atom, manusia bisa memanfaatkan wujudnya sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi dipihak lain hal ini bisa berakibat sebaliknya seperti pemboman yang terjadi di bali membawa manusia kepada penciptaan boom atom yang menimbulkan malapetaka.
Keterkaitan ilmu dengan nilai-nilai moral (agama) sebenarnya sejak adanya ilmu sudah terkait dengan masala moral namun dalam perspektif yang berbeda, ketika ilmu dapat mengembangkan dirinya, yakni dari pengembangan konseptual yang bersifat komtemplatif disusul penerapan-penerapan konsep ilmiah ke masalah-masalah praktis (bersifat manipulatif) atau dengan perkataan lain dari konsep ilmiah yang bersifat abstrak dalam bentuk konkrit bersama teknologi, konflik antara ilmu dan moral berlanjut. Masalah moral dalam menghadapi akses ilmu dan teknologi yang bersifat merusak ini para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat. Golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis, dalam hal ini tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan kepada orang lain untuk tujuan yang baik, atau dipergunakan untuk tujuan yang buruk. Golongan kedua sebaliknya berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan objek penelitian, maka kegiatan keilmuan haruslah berlandaskan asas-asas moral.
Masalah moral tidak bisa dilepaskan dengan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih lagi untuk mempertahankan kebenaran, diperlukan keberanian moral. Tanpa landasan moral maka ilmuwan mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual. Penalaran secara rasional yang telah mencapai harkatnya seperti sekarang ini berganti dengan proses rasionalisasi yang bersifat mendustakan kebenaran. Maka ilmu pengetahuan haruslah terbuka pada konteksnya , dan agamalah yang menjadi konteksnya itu, agama mengarahkan ilmu pengetahuan pada tujuan hakikinya, yakni memahami realitas alam, dan memahami eksistensi Allah agar manusia menjadi sadar pada hakikat pencipta dirinya, dan tidak mengarahkan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi kekuasaan manusia atas ilmu pengetahuan harus mendapat tempat yang utuh , eksistensi ilmu pengetahuan bukan untuk mendesak kemanusiaan, tetapi kemanusianlah yang mengenggam ilmu pengetahuan untuk kepentingan dirinya dalam rangka penghambaan dirinya kepada sang pencipta.
Adapun peran moral adalah mengingatkan agar ilmu boleh berkembang secara optimal, tetapi ketika dihadapkan dengan masalah penerapan atau penggunaannya harus memperhatikan segi kemanusiaan yang baik pada tataran individu maupun kelompok. Peran tersebut membuat para ilmuwan harus mempunyai sikap formal mengenai penggunaan pengetahuan ilmiah. Bagi kita sendiri yang hidup dalam masyarakat pancasila, tidak mempunyai pilihan lain selain konsisten dengan sikap kelompok ilmuwan kedua, dan secara sadar mengembangkan tanggung jawab sosial di kalangan ilmuwan dengan pancasila sebagai sumber moral atau sikap formal kita.
Bila hubungan antara hati dan akal telah diputuskan maka manusia akan menghadapi kenyataan bahwa pertanyaan tentang hidup ideal tidak akan pernah akan terjawab. Tanpa landasan moral maka ilmuwan mudah sekali melakukan prostitusi intelektual. Mereka menilih ilmu dan teknologi sebagai gantungan hidup, padahal meletakkan ilmu dan teknologi sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam kehidupan berarti ia telah menyerahkan kehidupan manusia kepada alat yang dibuatnya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun