Mohon tunggu...
Halintar Fanny N
Halintar Fanny N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mencegah Demam Berdarah dengan Membersihkan Lingkungan

31 Mei 2021   19:58 Diperbarui: 1 Juni 2021   02:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratusan ribu kasus demam berdarah dilaporkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Mengingat sulitnya mendapat laporan lengkap, jumlah sebenarnya dari infeksi pada manusia mungkin jauh lebih tinggi daripada jumlah yang dilaporkan. Dengue merupakan penyakit demam non spesifik yang sembuh denhan terapi suportif tetapi spektrum klinis berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga pendarahan hebat dan syok fatal mendadak. Pengendalian DBD saat ini bergantung pada pengendalian vektor utama nyamuk Aedes Aegypti. 

Upaya untuk mencapai pengendalian tersebut sekarang mulai difokuskan pada pendidikan masyarakat dan tindakan untuk memberantas tempat perkembangbiakan nyamuk ini disekitar tempat tinggal manusia. 

Sampai saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue ini, tetapi salah satu cara untuk menghindari demam berdarah  ini adalah menggunakan penolak nyamuk dan penghalang nyamuk atau biasa disebut "obat nyamuk". Demam Berdarah atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di subtropis. 

Virus dengue pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1968 dan sejak itu jumlah laporan dalam literatur dan jumlah kasus yang terinfeksi virus dengue yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan Indonesia telah meningkat. Seiring berjalannya waktu, mortalitas penyakit DBD meningkat dan epidemi DBD terjadi di seluruh 29 provinsi. 

Tren wabah DBD di negara ini menjadi tidak teratur, dengan latar belakanh antar epidemi yang tinggi. Angka fatalitas kasus menurun dari waktu ke waktu, mungkin mencerminkan kesadaran yang lebih meninhkat dan protokol pengobatan yang lebih baik. Peningkatan persentase remaja dan orang dewasa mengembangkan DBD relatif lebih awal dalam perjalanan penyakit, dibandingkan dengan setiap harinya ketika demam berdarah dengue dianggap sebagai penyakit utama pada anak-anak. Banyak faktor yang salinh terkait seperti masalah lingkungan, biologi, dan demografis yang mempengaruhi epidemiologi dan penularan demam berdarah.

Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM)  mengajak warga sekitar bekerja bakti demi mencegah penularan penyakit DBD yang sangat membahayakan ini dengan cara membersihkan lingkungan sekitar, membuang air yang menggenang pada bak kotor, menutup rapat semua tempat penyimpanan air

img-20210601-024341-60b53df2d541df5d283eb174.jpg
img-20210601-024341-60b53df2d541df5d283eb174.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun