Beberapa waktu ini, kita dihebohkan dengan beredarnya unggahan di Facebook dari seorang guru yang mengabdi di pedalaman Papua, tepatnya di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Kaibusene, Distrik Haju, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua. Sosok dibalik status Facebook yang viral itu adalah Diana Cristiana Da Costa Ati atau Diana Cristiana.
Diana adalah satu dari sekian guru yang ditugaskan di daerah-daerah terpencil melalui program Guru Penggerak Daerah Terpencil. Pengalamannya mengabdi di distrik Haju membuatnya menulis surat terbuka kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Dear, Guru Diana. Terima kasih sudah mewakili perasaan rakyat Indonesia dari pelosok negeri menyoal pendidikan kita. Saya meyakini, surat terbuka itu mungkin telah dan atau akan dibacakan langsung oleh Mas Menteri Nadiem.
Kenapa saya katakan demikian? Karena Mas Menteri Nadiem pernah mengatakan "Guru lebih mulia daripada Menteri". Ungkapan ini bisa menjadi gambaran bagaimana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini akan bekerja keras membenahi pendidikan di Tanah Air. Mungkin juga, Mas Menteri secara tidak langsung menjawab keresahan Guru Diana atas pendidikan di pelosok negeri yang perlu diperhatikan.
Dear, Guru Diana. Kita tau bersama bahwa pendidikan di Indonesia belum merata secara keseluruhan. Guna menuju kejayaan pendidikan di masa yang akan datang, kita juga membutuhkan sosok yang mampu menghadirkan impian semua anak bangsa. Dan sosok yang kita harapkan itu ada dalam diri Mas Menteri Nadiem yang energik. Â
Oiyaa. teruntuk Guru Diana di pedalaman Papua. Mas Menteri Nadiem juga pernah mengatakan begini, "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu harus menjadi pelayan kepada guru-guru, kepada murid-murid."
Dari pernyataan ini, Mas Menteri  dengan sendirinya ingin menekankan kalau guru adalah faktor penentu masa depan anak bangsa. Sementara Kementerian yang ia pimpinnya hanya bertugas melayani, menjalankan sistem pendidikan yang lebih baik.
Dear, Guru Diana. Terima kasih sudah mewakili rakyat Indonesia menyampaikan keresahan itu kepada Mas Menteri. Saya yakin dalam lima tahun kedepan, surat terbuka itu akan menjadi salah satu catatan bagi Mas Menteri dalam membangun pendidikan di pedalaman. Tentu yang kita ketahui, Mas Menteri baru menjalankan tugasnya sebulan terakhir, sehingga berbagai masukan, kritik dan saran akan ditampung untuk merumuskan sistem pendidikan yang merata di seluruh Indonesia. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H