Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keharmonisan di Masa Tenang Jelang Pilkada 2024, Tanggung Jawab Bersama

24 November 2024   09:47 Diperbarui: 24 November 2024   10:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa tenang jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 telah tiba. Periode ini seharusnya menjadi momentum untuk refleksi dan kontemplasi bagi masyarakat, sebelum menentukan pilihannya pada hari pencoblosan. Namun, realitanya, masa tenang ini kerap disalahgunakan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk menyebarkan provokasi, kebencian, dan berita bohong. Politisasi agama pun menjadi senjata ampuh untuk meraih dukungan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam.

Praktik-praktik ini tidak hanya merusak tatanan demokrasi, tetapi juga mengancam kerukunan dan persatuan bangsa. Kelompok-kelompok radikal memanfaatkan situasi ini untuk menyebarkan propaganda kebencian dan intoleransi di media sosial, memecah belah masyarakat dan menebarkan bibit-bibit konflik. Oleh karena itu, menjaga keharmonisan di masa tenang Pilkada 2024 menjadi tanggung jawab bersama. Masyarakat, elit politik, dan pemerintah harus bahu-membahu untuk menciptakan suasana yang kondusif dan damai.

Dari sisi masyarakat, tetap harus kritis dan bijak dalam menerima informasi. Jangan mudah terprovokasi oleh berita bohong dan ujaran kebencian. Selalu cek dan ricek informasi yang diterima, dan pastikan sumbernya kredibel. Sikap kritis harus dimiliki oleh semua pihak, agar kita bisa mengedepankan literasi. Sikap kritis diperlukan agar kita bisa memilih dan memilah informasi yang benar.

Masyarakat juga harus menolak segala bentuk politisasi agama. Ingat, agama adalah ranah privat yang tidak boleh dicampur adukkan dengan politik. Jangan biarkan oknum-oknum tertentu memanfaatkan agama untuk kepentingan politik. Dan karena kita adalah masyarakat yang memiliki adat ketimuran, menjaga toleransi dan menghargai perbedaan tetap harus dikedepankan. Indonesia adalah negara yang beragam, dengan berbagai suku, agama, dan budaya. Keberagaman ini adalah kekuatan kita, bukan kelemahan. Mari kita saling menghormati dan menghargai perbedaan, demi menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa.

Di masa tenang ini, kita sebagai masyarakat juga berwenang melaporkan segala pelanggaran kepada pihak berwenang. Jika menemukan praktik-praktik yang melanggar hukum, seperti penyebaran berita bohong atau ujaran kebencian, segera laporkan kepada pihak berwenang. Fungsi pengawasan tidak bisa dibebankan ke lembaga terkait saja, kita sebagai masyarakat juga harus aktif melakukan hal tersebut.

Dari sisi elit politik, juga harus berbenah. Jangan lakukan kampanye hitam. Fokuslah pada program dan visi misi, bukan menjelek-jelekkan lawan politik. Berkompetisilah secara sehat dan sportif, tanpa menebarkan kebencian dan perpecahan. Apapun hasilnya, para elit politik diharapkan juga harus menghargai hasilnya. Siapapun yang terpilih, harus diterima dengan lapang dada. Hasil pemilu adalah cerminan kehendak rakyat, yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Tak perlu memprovokasi masyarakat untuk melakukan tindakan yang tidak semestinya. Para pendukungnya diharapkan juga menjadi pemilih yang cerdas.

Elit politik harus menjadi teladan bagi masyarakat. Elit politik harus bisa memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Sebagai tokoh publik, elit politik harus menunjukkan sikap yang baik dan bertanggung jawab. Hindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah masyarakat. Ingat, sudah banyak provokasi yang bertebaran di media sosial. Apapun partainya, mari tetap mengedepankan kebentingan bangsa dan negara. Mari kita jaga Indonesia yang damai ini, dari segala pengaruh buruk yang bisa menghancurkan bangsa ini.

Dari sisi pemerintah, tak lupa juga harus memberikan perhatian yang sama. Tindak tegas pelaku penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, dan pelanggaran lainnya perlu dilakukan. Jangan biarkan praktik-praktik ini merajalela dan merusak demokrasi. Pemerintah juga punya peranan meningkatkan literasi digital masyarakat. Edukasi masyarakat tentang pentingnya literasi digital, agar dapat bijak dalam menggunakan media sosial dan internet.

Pemerintah harus bisa memfasilitasi dialog antar kelompok. Ciptakan ruang dialog yang sehat antar kelompok masyarakat, untuk membangun saling pengertian dan toleransi. Indonesia adalah negara yang mengedepankan rasa saling menghormati dan menghargai. Di masa tenang Pilkada 2024 ini, mari kita bersama-sama menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa. Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang dewasa dan beradab, yang mampu menyelesaikan perbedaan dengan cara-cara yang damai dan konstruktif. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun