Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Cinta dari Para Pahlawan Untuk Gen Z

10 November 2024   09:36 Diperbarui: 10 November 2024   09:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Damai - jalandamai.org

Pesan cinta ini terkhusus untuk mereka yang lahir antara rentang tahun 1997 hingga 2012 yang biasa disebut Gen-Z, yang saat ini menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Di hari pahlawan ini, mereka ingin kalian belajar dan menyadari bahwa kemerdekaan yang kalian rasakan saat ini bukan tanpa perjuangan atau pengorbanan. Tidak, mereka tidak bermaksud pamrih, tidak sama sekali...

Mereka hanya ingin kalian menyadari dengan kesadaran penuh bahwa kalian mengemban kewajiban dan perjuangan yang sama dengan mereka. Menghargai jasa, jerih payah dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan harus kita lakukan sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT dan terima kasih kepada para pahlawan yang sudah melahirkan kemerdekaan di tanah air tercinta ini. Akan beda ceritanya apabila kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan tidak berhasil diraih, kalian tidak akan merasakan kemerdekaan dan menghirup kebebasan dalam menjalani hidup.

Saat ini, waktunya kalian untuk melakukan perjuangan untuk bangsa dan negara Indonesia. Tentu perjuangan kalian tidak sama dengan apa yang mereka perjuangkan karena zaman sudah berubah, karenanya tantangan yang dihadapi pun berubah pula. Persatuan adalah kunci bagi keberlangsungan bangsa ini, jangan pernah anggap remeh segala sesuatu yang dapat memecah belah bangsa.

Kalian bisa sampai pada titik ini karena para pahlawan dan pendiri bangsa ini telah merajut kebhinnekaan yang ada demi untuk terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka meninggalkan egoisme pribadi dan golongan demi terciptanya persatuan dan kesatuan. Satu dari sekian banyak hal yang harus kalian sadari bahwa keberagaman adalah suatu keniscayaan, tak bisa kalian lebur untuk membuatnya jadi sama.

Hati-hatilah kalian, benarlah merasa janganlah merasa benar. Jangan pernah terkecoh atau terpukau pada tampilan atau bungkus. Teliti dan sadari apa yang tersembunyi dan tersirat. Pegang kuat-kuat bahwa persatuan dan kesatuan adalah hal terpenting bagi bangsa ini. Kembalikanlah sesuatu kepada hal tersebut, apapun yang berimbas pada koyaknya atau pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa, jangan lakukan meski terbungkus sakralitas.

Diam dan renungkan dahulu apa yang akan diucapkan dan dilakukan, atau ditulis dalam kolom komentar (zaman sekarang). Belajarlah untuk tidak tergesa-gesa menghakimi sesuatu, pahami, dan pikirkan sejenak untuk berada pada posisi yang akan kau hakimi, tanyakan pada hati nuranimu bagaimana jika kau yang menerima penghakiman tersebut.

Belajarlah terus untuk menambah pengetahuanmu agar tak gampang menghakimi, sadarlah bahwa ketidaktahuanlah yang menyebabkan begitu cepatnya penghakiman itu hadir. Bijaklah menyikapi apa yang telah diperjuangkan dan diwarisi oleh para pahlawan, mungkin mengingat, menimbang, dan merasa, harus dikedepankan berpacu dengan cepatnya pikiran-pikiran yang melintas begitu saja.

Cukup diam dan renungkan terlebih dahulu segala sesuatu yang akan kau lakukan. Mungkin itulah pertolongan pertama bagi persatuan dan kesatuan bangsa ini agar tidak terkoyak dan terpecah. Ingatlah! Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri, bijaklah menyikapi segala sesuatu...Selamat berjuang, tebarlah kebaikan terus menerus, sabar dan jangan pernah menyerah, karena Allah SWT bersama orang-orang yang sabar dan kebaikan yang kau tanam pasti akan kau panen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun