Indonesia merupakan negara majemuk, yang mempunyai karagaman suku, agama, bahasa dan budaya. Keragaman yang ada di Indonesia ini, tentu bisa menjadi ancaman tersendiri, jika kita tidak bisa melihatnya secara utuh. Sebaliknya, keberagaman itu justru menjadi sentiment positif, jika kita bisa menyikapinya secara arif dan bijakasana. Keberagaman itu merupakan hal yang sulit didapatkan di negara lain. Karena itullah, Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekhasan tersendiri, berbeda dengan negara lainnnya.
Yang menarik dari Indonesia adalah keragaman tersebut justru bisa berdampingan dalam konsep negara kesatuan republik Indonesia. Masyarakat muslim bisa berdampingan dengan yang non muslim, masyarakat Jawa bisa berdampingan dengan masyarakat Papua dan segala macamnya. Itulah toleransi antar sesama umat manusia. Dan nilai-nilai toleransi pada dasarnya sudah ada sejak dulu.
Nilai-nilai toleransi pada dasarnya bersifat universal. Bisa berlaku untuk siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dan hal ini sudah menjadi kearifan lokal yang melekat di seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan anggapan 'kita semua bersaudara' melekat dalam setiap diri warga negara Indonesia. Semangat persaudaraan tanpa disadari sudah melekat sejak dulu. Tanpa semangat persaudaraan, mustahil masyarakat Indonesia bisa lepas dari penjajahan. Tanpa semangat persaudaraan, mustahil kita semua bisa hidup berdampingan dalam keberagaman.
Dengan semangat persaudaraan, kita semua juga bisa lepas dari penjajahan. Sumpah Pemuda muncul karena adanya semangat bersaudara antar sesama. Hal itulah yang kemudian melahirkan keinginan untuk saling membantu antar sesama. Tujuannya adalah agar lepas dari penjajahan. Dan hasilnya, Indonesia akhirnya bisa merdeka lepas dari belenggu penjajahan.
Semangat persudaraan ini harus dijaga di era sekarang ini. Hal ini penting karena seiring perkembangan teknologi informasi, provokasi dan ujaran kebencian begitu massif di media sosial. Berita bohong juga terus bermunculan. Oknum tak bertanggung jawab terus melakukan provokasi, bahkan tak jarang berlindung dibalik sentimen agama. Hanya karena berbeda agama, berbeda pandangan atau berbeda pilihan politik, antar sesama bisa saling berseteru. Karena termakan provokasi ini, persaudaraan antar sesama bisa terganggu.
Saatnya kita semua merengkan dan introspeksi. Jangan sampai antar sesama saling bertikai, hanya karena provokasi yang tidak jelas. Jangan sampai antar sesama bisa menebar kebencian, hanya karena informasi yang salah. Mari bekali diri dengan literasi, agar kita bisa menyikapi setiap informasi secara utuh dan bijaksana. Berita bohong yang masih menyebar di media sosial, harus segera disudahi. Sudah cukup antar sesama saling mencari kesalahan. Ingat, Indonesia adalah negara besar yang butuh generasi penerus yang mumpuni. Indonesia butuh generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tapi juga tidak lupa akan budaya dan asal usulnya.
Betapa indahnya persaudaraan yang tercipta di tengah keberagaman. Betapa indahnya Indonesia, jika perbedaan itu tidak dijadikan alasan untuk berseteru. Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan, salah satu kekayaan Indonesia adalah keberagaman yang dimiliki. Dan ketika keberagaman dan perbedaan itu tidak dijadikan alasana untuk bertikai, hal tersebut merupakan anugerah yang harus dijaga bersama. Karena kita semua bersaudara, mari saling jaga, saling menghargai dan menghormati antar sesama. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H