Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh Agama, Pemimpin Bangsa dan Indonesia Satu

29 Juni 2024   20:27 Diperbarui: 29 Juni 2024   20:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com 

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman suku, agama, bahasa dan budaya. Dari sisi agama, tidak hanya Islam, tapi juga ada Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Dengan adanya banyak agama yang diakui ini, tentu saja Indonesia berlimpah para tokoh agama dengan berbagai keyakinannya. Dalam Islam, para pemuka agama ini disebuat sebagai ulama. Dan di agama yang lain, tentu ada penyebutan yang berbeda. Keragaman para ulama ini, membuat Indonesia menjadi kaya.

Para ulama atau tokoh agama, tentu tidak hanya paham agama saja. Tapi juga mempunyai pengetahuan yang kuat, perilaku dan ucapan yang santun. Karena itulah para ulama ini sangat dihormati dan dihargai di lingkungannya. Para ulama dalam sejarah Indonesia, juga mempunya catatan yang menarik. Bahkan dalam sejarah perjuangan Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari peranan para ulama juga. Dalam konteks sekarang ini pula, para tokoh agama juga mempunyai peranan yang vital, dalam menangkal berbagai paham menyesatkan di kalangan anak muda.

Namun demikian, para tokoh agama dan para pemimpin negeri ini, juga perlu saling sinergi, agar dampak positifnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Apalagi provokasi radikalisme di media sosial saat ini sudah semakin masif. Tak peduli bagaimana kondisinya, setiap hari ada saja yang menyebarkan provokasi, ujaran kebencian dan berita bohong. Ada yang didasari suka tidak suka, perbedaan keyakinan, hingga perbedaan politik.

Karena itu, para pemimpin bangsa atau masyarakat yang kebetulan sedang mendapatkan amanah sebagai pemimpin, juga harus bersikap netral, arif dan bijaksana. Jangan sampai lebih berpihak pada kelompoknya saja. Begitu juga para pemimpin yang kebetulan mendapatkan amanah melalui pilpres kemarin, semestinya juga bisa lebih mengedepankan kebentingan bangsa dan negaranya. Tidak boleh lagi ada saling benci, saling hujat, apalagi saling menjatuhkan satu dengan lainnya.

Kelompok radikal, seringkali membalikkan fakta, dan memunculkan opini menyesatkan, untuk bisa mendapatkkan dukungan publik. Bahkan mereka seringkali menggunakan ayat suci yang telah diartikan sepihak, lalu disebarluaskan ke publik. Karena pemahaman agamannya masih minim, informasi yang disebarkan berpotensi mereduksi arti yang sesungguhnya.

Kelompok tersebut menginginkan kondisi Indonesia yang damai ini, dilanda konflik agar mereka bisa mempunyai alasan untuk memasukkan khilafah di negeri ini. Padahal, khilafah justru akan menjauhkan dari kebaikan. Khilafah juga tidak pernah diadopsi negara-negara yang ada di dunia ini. Karena itulah, tokoh agama dan para pemimpin bangs aini, harus bisa mempunyai komitmen yang sama untuk menjaga Indonesia.

Mari kita jaga keberagaman di Indonesia agar tidak pernah punah. Karena keberagaman merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, bukan merupakan persoalan yang harus terus diperdebatkan. Para tokoh agama dan pemimpin bangsa ini, harus bisa memberikan contoh dan teladan yang baik. Tokoh agama dan pemimpin negeri harus bisa merangkul semua kepentingan. Karena Indonesia sejatinya sudah beragam sejak dulu.

Jika kita bisa saling berdampingan dalam keberagaman, tentu akan memberikan energi positif bagi sekitarnya. Jika kita bisa saling menghargai, tentu kita akan merasakan ketenangan dan kedamaian. Dan begitulah sejatinya kita dan Indonesia. Bisa saling bersinergi dalam keberagaman. Salam.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun