Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Kesadaran Budaya Saling Percaya

24 Oktober 2020   20:13 Diperbarui: 24 Oktober 2020   20:16 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita Indonesia, jalandamai.org

Kenapa kita haru saling percaya? Bukankah kita semestinya bersikap kritis dan tidak mudah percaya? Pernyataan ini tentu benar. Kita tidak boleh mudah percaya terhadap apapun. Kita harus bersikap kritis terhadap setiap pendapat, pandangan ataupun gagasan. Hal ini penting agar kita bisa mendapatkan informasi yang utuh. Namun untuk membangun sebuah kepercayaan, sebenarnya juga tidak mudah. Kita perlu memahami latar belakangnya, perlu memahami informasi-informasi yang ada dibalik itu semua, dan perlu mengetahui sejarah-sejarah yang bisa dijadikan pembelajaran.

Namun, dalam hal tertentu, percaya itu menjadi sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari. Bahkan, untuk urusan agama, percaya merupakan sebuah keharusan. Tidak mungkin kita tidak percaya Tuhan. Tidak mungkin pula kita tidak percaya surga atau negara. Kita belum melihatnya, namun karena kita meyakininya maka kita mempercayainya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, konteks saling percaya tentu berbeda. Percaya disini dimaksudkan untuk membuat tatanan kehidupan yang lebih baik. Percaya disini untuk membuat keragaman suku, budaya, bahasa dan agama ini tetap terjaga. Kenapa hal ini penting? Karena dengan saling percaya, akan terbangun sebuah semangat yang sama. Tinggal semangat tersebut diarahkan untuk tujuan yang seperti apa. Tujuan baik atau yang tidak baik.

Dulu, para pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan, akan sulit mendapatkan kemerdekaan jika tidak dibangun fondasi saling percaya. Perjuangan secara primordialisme, telah mengantarkan pada sulitnya melawan penjajah. Namun ketika kepercayaan itu terbangun dan persatuan tercipta, maka perjuangan merebut kemerdekaan bisa didapatkan, dan bisa dirasakan hingga saat ini.

Di era seperti sekarang ini, membangun kepercayaan tetap harus dilakukan. Karena eranya tentu berbada. Di era milenial ini, banyak sekali hoaks, provokasi dan ujaran kebencian yang beredar di media sosial. Jika kita tidak bisa memilihan informasi dengan benar, maka kita akan mudah menjadi korban. Kita menjadi pribadi yang mudah marah, mudah menyalahkan, dan mudah menebar kebencian kepada pihak-pihak yang dianggap salah.

Karena itulah, mengupaakan untuk membangun sebuah kepercayaan penting untuk dilakukan. Agar keharmonisan dan kerukunan dalam keberagaman tetap bisa dilakukan. Mari belajar untuk saling percaya, dan tidak memelihara kecurigaan yang berlebihan. Tidah usah berpikir minoritas mengganggu mayoritas, atau sebaliknya. Tidak perlu berpikir Jawa non Jawa, atau muslim non muslim.

Semuanya harus hidup saling berdampingan satu dengan yang lain. Budaya Indonesia adalah budaya saling menghargai. Dan dalam rasa saling menghargai tersebut, tentu ada rasa saling percaya, bahwa kita semuanya bisa maju bersama dan hidup berdampingan dalam keberagaman. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun