Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkuat Literasi agar Tak Mudah Terprovokasi

31 Agustus 2019   20:54 Diperbarui: 31 Agustus 2019   21:08 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Provokasi - kompasiana.com

Lagi-lagi karena provokasi di dunia maya, aksi kekerasan terjadi. Karena provokasi, kita seakan lupa diri, dan menganggap segala hal yang bersebarangan berada pada posisi yang salah. Pekan kemarin, tanah Papua kembali terbakar, setelah sebagian masyarakat terprovokasi sebuah informasi di dunia maya. Sementara, informasi yang dimaksud tersebut belum tentu benar. Setidaknya, dalam satu bulan ini sudah terdapat dua aksi pembakaran karena provokasi. Dan pembakaran tersebut terjadi di beberapa tempat di Papua.

Kepolisian menyatakan rusuh di Papua pada pekan kemarin, karena dipicu oleh video provokasi. Karena merasa terhina, masyarakat Papua pun melampiaskan amarahnya dengan cara melakukan aksi pembakaran apa saja yang mereka inginkan. 

Kondisi ini tentu membuat kita semua prihatin. Jika kita berpikir logis, apa maksudnya provokasi itu dilakukan? Dan kenapa provokasi ditujukan kepada masyarakat Papua? Mari kita introspeksi bersama. Kendalikan diri dan mulailah berhenti mengunggah konten provokasi yang berisi kebencian.

Mari bekali diri dengan literasi. Di era milenial seperti sekarang ini, literasi menjadi hal yang penting. Mengingat penyebaran informasi terjadi begitu cepat dan pesat. Jika kita menelan mentah-mentah sebuah informasi, dikhawatirkan sikap kritis kita selaku generasi muda akan tumpul. 

Apalagi jika informasi tersebut dikatakan seorang tokoh, terkadang kita langsung saja mempercayainya. Karena itulah, cek ricek lah setiap informasi yang kalian serap. Gunakan teknologi untuk memastikan kebenaran dari informasi tersebut.

Jika masih belum yakin, tanyalah kepada pihak-pihak yang kompeten. Lalu, gunakan logika kalian. Cobalah pahami apakan informasi tersebut logis atau tidak. Kombinasi dari cek ricek itulah yang bisa kalian jadikan dasar, untuk menilai informasi tersebut benar atau tidak. 

Jika logika kita mengatakan informasi tersebut menyesatkan, maka tidak ada gunanya mempercayainya. Dan tidak perlu juga menyebarkan informasi tersebut ke orang lain. Kenapa? Tradisi saring sebelum sharing, juga harus dilakukan di era milenial seperti sekarang ini. Agar informasi menyesatkan tersebut tidak terus menyebar ke media sosial.

Memperkuat literasi dan bijak dalam bermedia sosial, harus ditanamkan dalam diri kita semua. Karena media sosial diciptakan untuk merekatkan keragaman. Media sosial juga menjadi tempat untuk bertukar pikiran, berinteraksi antar sesama, dan berbagi inspirasi. 

Karena media sosial, solidaritas dan persatuan akan bisa semakin menguat. Tapi karena media sosial pula, bisa memicu terjadinya perpecahan antar sesama manusia. Sekarang, tinggal kita mau mengarahkan untuk tujuan apa. Positif atau negatif. Tentu saja kita berharap segala aktifitas di media sosial, ditujukan untuk kebaikan, bukan untuk menciptakan permusuhan.

Membekali diri dengan informasi, merupakan sebuah keniscayaan di era milenial ini. Jangan biarkan diri kalian kosong, sehingga mudah diombang-ambingkan. Isilah diri kalian dengan informasi yang benar, agar punya fondasi yang kuat. 

Mari belajar dari kasus pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara yang terjadi karena provokasi media sosial. Mari kita belajar dari kasus pembakaran di tanah Papua, yang juga terjadi karena provokasi media sosial. Jika budaya literasi berjalan, segala tindak kekerasan tersebut semestinya tidak perlu terjadi.

                                                                      

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun