Mohon tunggu...
Syamsul Yakin dan Halimatus
Syamsul Yakin dan Halimatus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan antara Ramadhan dan Keselarasan Al-Qur'an

16 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 17 Desember 2024   07:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Ramadhan, menurut Ibnu Mandzur, berasal dari kata *al-ramadh* (panas batu akibat sengatan matahari) atau *ramidha* (keringnya mulut akibat haus), yang menggambarkan ujian berat seperti halnya hati yang keras dan tidak peka. Al-Qur'an, yang diturunkan pada bulan Ramadhan, berfungsi sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah (2:185). Bulan Ramadhan penuh berkah, karena selain sebagai waktu untuk memperbanyak ibadah, juga menjadi momentum untuk memperkuat amal sosial, seperti infak dan sedekah, yang mencerminkan ajaran Al-Qur'an tentang kepedulian terhadap sesama. Bagaimana Hubungan antara Ramadhan dan Keselarasan Al-Qur'an? 

     Al-Qur'an disebut Al-Furqan, yang berarti pemisah antara kebenaran dan kebatilan, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Furqan ayat 1. Menurut Tafsir Jalalain, penamaan ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an membedakan yang hak dari yang batil. Dalam QS. Ali Imran (3:3-4), Allah menyebutkan bahwa Al-Furqan diturunkan untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Penurunan Al-Qur'an dilakukan bertahap, dimulai pada Perang Badar yang dikenal sebagai "Hari Furqan", sebagai simbol kemenangan kebenaran. Tafsir Jalalain menyebutkan bahwa turunnya wahyu bertahap ini bertujuan memperkuat hati Nabi Muhammad dan memudahkan umat dalam memahami serta menghafalnya, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Isra' (17:106) dan QS. Al-Furqan (25:32).

     Allah SWT berfirman dalam QS. al-Baqarah (2:185) bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an, baik dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah maupun dari Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Penurunan ini terjadi secara bertahap selama 23 tahun, dimulai pada 17 Ramadhan tahun 2 H, yang bertepatan dengan Perang Badar, yang dikenal sebagai "Hari Furqan" (QS. al-Anfal/8:41). Istilah nuzulul Qur'an tidak berarti turunnya Al-Qur'an secara fisik, tetapi secara majazi, yaitu penyampaian wahyu dari alam gaib melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Penurunan ini berlangsung dalam fase bertahap, yang dipahami sebagai wahyu yang diberitahukan Allah SWT kepada Nabi dan umat manusia, tanpa terikat oleh ruang dan waktu tertentu.

    Meskipun penurunan Al-Qur'an dimulai dengan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad dengan rasa berat, beliau akhirnya dapat menerima dan mengamalkannya setelah wahyu disampaikan beberapa kali. Proses penurunan Al-Qur'an ini sangat terkait dengan bulan Ramadhan, bulan di mana Al-Qur'an mulai diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad. Bulan Ramadhan, khususnya pada malam Lailatul Qadar, menjadi momen penting dalam sejarah penurunan wahyu, yang menjadi petunjuk hidup bagi umat manusia. Selain itu, bulan ini juga menjadi waktu bagi umat Islam untuk lebih memperdalam pemahaman dan pengamalan Al-Qur'an, menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

     Tanggal 17 Ramadhan diperingati sebagai malam Nuzul al-Qur'an, mengenang peristiwa turunnya wahyu Al-Qur'an, yang disebutkan dalam QS. al-Anfal: 41. Ramadhan, sebagai bulan penuh berkah, juga dikenal dengan malam Lailatul Qadar, yang diyakini lebih baik dari seribu bulan. Meskipun waktunya tidak pasti, malam ini dianggap sangat istimewa, dan ibadah pada malam tersebut memberikan pahala besar serta ampunan dosa. Ramadhan menjadi waktu yang sangat dianjurkan untuk membaca Al-Qur'an, karena setiap huruf yang dibaca akan dilipatgandakan pahalanya, hingga 70 kali lipat. Banyak ulama menganggap Ramadhan sebagai momen kebangkitan nilai-nilai Qurani, dengan harapan agar umat Muslim lebih mendalami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan mereka.

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun