Mohon tunggu...
Halimatussadiyah
Halimatussadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi semester 4 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Akhlak Muslim

18 Oktober 2023   22:02 Diperbarui: 18 Oktober 2023   22:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan akhlak berasal dari dua kata yaitu kata 'pendidikan' dan 'akhlak'. Kata 'pendidikan' dalam al-Qur'an dikenal dengan istilah tarbiah (pendidikan). Asal-usul kata tarbiah berasal dari kata rabwah yaitu bukit, dataran tinggi, dan tumpukkan material, yang berarti mengembangkan potensi individu sehingga mendapatkan tempat yang istimewa di hadapan Allah Swt. Potensi-potensi ini terbagi menjadi empat yaitu ranah kognitif (ilmu), ranah afektif (relung jiwa), kognatif (sikap dan tekad), dan motorik gerak. Sedangkan, kata 'akhlak' yaitu sifat alamiah yang tertanam dalam jiwa yang akan melahirkan suatu perbuatan baik atau buruk secara spontan. Bicara pendidikan akhlak muslim artinya berupaya untuk membentuk perilaku agar sesuai dengan standar Islam yaitu mengutamakan aspek ketuhanan, nilai-nilai kehidupan, dan norma yang berlaku di masyarakat.

Dalam Islam, akhlak merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Apabila seseorang memiliki pemikiran yang selalu mengharap ridha Allah, serta selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, maka orang tersebut memiliki akhlak yang baik. Islam juga menekankan bahwa pendidikan akhlak muslim wajib diajarkan, ditanamkan, dan dicontohkan sejak usia dini karena anak akan lebih mudah merekam, meniru, serta menanamkan kebiasaan baik yang dilihatnya. Sejalan dengan yang dikatakan Asep Usman Ismail bahwa apabila akhlak merosot maka bangsa hancur. Sebagai manusia, terlebih lagi seorang muslim maka diperlukan pendidikan akhlak islam yang dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya adalah metode pendidikan akhlak di keluarga, metode pendidikan akhlak di sekolah, dan metode pendidikan akhlak di masyarakat.

Proses pendidikan akhlak paling pertama adalah berasal dari keluarga karena bersifat natural dan alamiah sehingga akan meresap ke dalam jiwa dan membentuk karakter dasar manusia. Mengutip dari buku Akhlak Tasawuf, pendidikan akhlak di keluarga dapat dilakukan dengan empat metode. Pertama, metode konfirmasi yaitu menperdengarkan kalimat tauhid ketika bayi lahir untuk menanamkan awal keislaman ke dalam diri manusia. Kedua, metode uswatun-hasanah yaitu membrikan teladan yang baik di segala hal, baik dari segi pengetahuan, emosi, spiritual, pribadi maupun kehidupan sosial. Ketiga, metode cerita yaitu memberikan pengetahuan yang menarik, dan membangkitkan rasa ingin tahu anak lewat bercerita. Keempat, metode literasi yaitu memperkenalkan tulisan dan berupaya untuk menumbuhkan minat baca kepada anak sedini mungkin.

Selanjutnya, proses pendidikan akhlak di sekolah juga akan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang. Tolak ukur keberhasilan pendidikan akhlak di sekolah bisa dilihat dari kualitas tenaga pendidik atau guru agamanya, kurikulum pendidikan agamanya, dan lingkungan sekolahnya. Selain itu, proses pendidikan akhlak di masyarakat dapat dilakukan dengan mengajarkan individu untuk lebih bijak dalam memilih apa yang baik atau buruk untuk ditiru. Metode pendidikan akhlak ini, anak bisa mengikuti kegiatan positif seperti pengajian, majelis taklim, dan remaja masjid.

Dengan demikian, seiring proses pendidikan akhlak muslim, pasti akan ada tantangan yang membuat akhlak seseorang menjadi kurang baik. Adapun dua faktor yang melatarbelakangi kemerosotan akhlak seseorang adalah faktor internal (diri sendiri) dan eksternal (sosial). Pertama, faktor internal dipengaruhi oleh seseorang yang hanya mengetahui pengetahuan terkait akhlak tetapi tidak meresapi ke dalam dirinya, seseorang yang hanya berbicara tentang akhlak tetapi tidak melakukan apa yang dikatakannya, dan seseorang yang memiliki masalah dengan dirinya sendiri. Kedua, faktor eksternal dipengaruhi oleh keadaan sosial atau lingkungan yang buruk sehingga akan memengaruhi akhlak seseorang. Sejatinya kepribadian seseorang adalah cerminan dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dalam pendidikan akhlak muslim diperlukan keimanan, ilmu atau akal, ibadah, niat yang kokoh, dan pribadi yang siap menuju lebih baik.

Penulis: Halimatussa'diyah dan Asep Usman Ismail.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun