Aku adalah Salsa, aku mempunyai adik yang bernama Zulfan, jarak kelahiran aku dan adikku sekitar 5 tahun . Kami terlahir dari pasangan Paimin dan Maryam. Hidup keluarga ku sangat sederhana. Ayahku yang seorang petani dan ibu ku hanya IRT.Â
Namun, hubungan keluarga kita sangat harmonis. Ayah yang aku kenal adalah sosok orang yang sangat tegas dan tidak banyak bicara membuatku sangat takut pada ayahku. Suatu ketika ayah dan ibuku bertengkar karena sosok wanita lain di kehidupan ayah. Kelas 2 SD aku dan adikku harus berpisah. Karena, ke khilafan ayah kita.Â
Zulfan ikut dengan ayah sedangkan aku dengan ibuku. Namun tak lama mereka pisah rumah, mereka memutuskan untuk rujuk kembali karena ayah ku berkata untuk tidak mengulanginya lagi. Setelah kita hidup damai di rumah beberapa tahun kemudian ayahku kembali mengulangi kesalahan yang sama. Waktu itu aku sudah menduduki kelas 4 SD dan adikku sudah berada di TAMAN KANAK - KANAK.Â
Pertengkaran malam itu sangat menjadi trauma terbesar dalam hidupku. Ibu yang sangat marah terhadap ayah, dan begitupun ayah marah ke dirinya sendiri sehingga ikut serta emosi sala menyelesaikan masalah malam itu. aku yang hanya duduk di kursi ruang tamu bersama adikku.Â
Tiba - tiba ibu datang menghampiri ku dan menarikku dari kursi untuk pergi dari rumah. Lalu bagaimana dengan Zulfan ? Yah, tentu saja Zulfan ikut dengan ayahku lagi. Dalam fikiran ku, bagaimana dengan masa depan ku nanti .
Ayahku memutuskan untuk pergi keluar negeri dengan wanita simpanannya. Â Zulfan di kembalikan ke tangan ibuku. Karena melihat zulfan yang begitu masih membutuhkan sosok ibu.Â
Per jalan ayah ku keluar negeri, membuat ku sangat terpukul dan tidak bisa membayangkan kehidupan ku kedepannya. Aku benci ayah sangat membencinya. Sejak kepergian ayah itu, aku sudah tidak mendengar kabar ayah ku kembali. Bagai di telan bumi.Â
Lalu bagaimana dengan ibu ku menikah lagi tau tidak ? Yah jawabannya iya, ibu ku menikah lagi memutuskan hidup bersama dengan suaminya, tanpa ada aku dan adikku. Namun perjalanan ibu dan suaminya tidak lama. Hanya berjalan kurang lebih 1 tahun. Mereka pisah. Kala itu aku juga membenci ibuku.Â
Karena ibuku juga tidak merawatku dan adik. Aku dan adikku di rawat oleh nenek dan kakek ku. Untung saja aku ada mereka kalau tidak ada , dengan siapa lagi aku hidup. Akhirnya ibuku memilih untuk hidup kembali dengan anak anaknya.Â
Setelah aku lulus SD melanjutkan ke SMP aku fikir aku hanya bisa selesai di lulusan SD saja. Aku sangat bersyukur masih sanggup melanjutkan di jenjang SMP. Ayahku sudah mulai ingat dan memberiku uang jajan ya meskipun tidak wajar lah menurutku uang jajannya waktu itu.Â
Tapi aku bersyukur ada yang membatu ibuku membiayai hidup anak anaknya. Adikku yang juga sudah duduk di bangku SD membuat dia lebih mengerti apa yang terjadi dalam keluarga kita.Â