Mohon tunggu...
Halimah
Halimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya senang melukis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelangi di Ujung Senja

7 November 2024   22:47 Diperbarui: 13 November 2024   22:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelangi di Ujung Senja

Di ujung senja, langit merona, Merah jingga melukis kisah lama, Tiap detik yang terlewat, seakan terdiam, Menyimpan cerita yang tak terucapkan.

Awan-awan menari, menutupi segala lara, Namun, ada satu yang tetap bersinar, Di balik kelabu, secercah warna, Pelangi lahir dari langit yang terluka.

Tujuh warna, mengalir penuh makna, Menyatukan yang terpisah, menembus batas dunia, Setiap garisnya adalah janji, Bahwa setelah hujan, ada harapan yang menanti.

Pelangi di ujung senja, Mengingatkan pada hati yang terlupa, Bahwa setelah gelap datang cahaya, Dan setelah air mata, ada tawa.

Kini senja mulai menghilang, Pelangi pun perlahan menghilang, Namun, tetap ada jejak yang tertinggal, Dalam tiap warna yang ada dalam ingatan.

Tiba-tiba, aku mengerti, Bahwa hidup tak selalu sempurna, Tapi setelah kesedihan, Ada keindahan yang menunggu, di ujung senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun