Mohon tunggu...
Nurhalima
Nurhalima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KAMPUS IAIN PAREPARE

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Moderasi beragama dalam pendidikan

7 Januari 2025   08:20 Diperbarui: 7 Januari 2025   07:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Moderasi beragama dalam pendidikan merupakan pendekatan strategis untuk membentuk generasi muda yang toleran, inklusif, dan mampu hidup harmonis di tengah keberangaman, sekaligus menjaga keutuhan sosial dalam masyarakat multikultural dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan kebangsaan melalui kurikulum , peran guru, kegiatan ekstrakurikuler, serta literasi digital.

        Moderasi beragama merupakan pendekatan yang menekankan keseimbangan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama, bertujuan untuk mencegah sikap ekstrem, baik radikalisme maupun liberalisme, sekaligus menciptakan harmoni sosial di tengah keberagaman masyarakat. Dalam konteks pendidikan, moderasi beragama menjadi upaya strategis untuk mengatasi tantangan radikalisme, intoleransi, dan paparan informasi digital yang tidak moderat. Implementasi moderasi melalui kurikulum, peran guru, kegiatan ekstrakurikuler, serta literasi digital diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan kebangsaan. Pendidikan berbasis moderasi beragama tidak hanya meningkatkan kesadaran multikultural generasi muda tetapi juga mencegah konflik berbasis agama, menciptakan generasi yang toleran, adil, dan mampu menjadi pemimpin yang bijaksana. Dengan demikian, moderasi beragama dalam pendidikan memegang peranan penting dalam menjaga keutuhan sosial masyarakat multikultural seperti Indonesia.

Moderasi beragama menjadi isu penting dalam dunia pendidikan, khususnya di tengah meningkatnya dinamika keberagaman masyarakat. Indonesia, sebagai negara yang dikenal dengan pluralitas agama, budaya, dan etnis, menghadapi tantangan besar dalam menjaga harmoni di tengah keragaman ini. Peran pendidikan menjadi sangat krusial untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama kepada generasi muda.

       Moderasi beragama dalam pendidikan adalah pendekatan yang bertujuan menanamkan nilai keseimbangan, toleransi, dan keadilan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Pendekatan ini tidak hanya menghindarkan generasi muda dari paham ekstrem, tetapi juga membekali mereka dengan kemampuan untuk hidup harmonis di tengah keberagaman. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi wadah yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun karakter moderat yang menghormati nilai-nilai universal kemanusiaan.

     Moderasi beragama adalah pendekatan yang menekankan keseimbangan dalam memahami dan mengamalkan agama. Pendekatan ini bertujuan untuk menjauhkan individu dari sikap ekstrem, baik radikalisme maupun liberalisme, dan menekankan pentingnya sikap adil serta berimbang dalam menghargai perbedaan, baik dalam aspek agama, suku, maupun budaya. Relevansinya semakin terasa di tengah masyarakat yang beragam dan kompleks.Secara filosofis, moderasi beragama berakar pada prinsip jalan tengah yang mengutamakan keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan. Prinsip ini mendorong individu untuk menghindari pandangan yang ekstrem. Dalam perspektif teologis, konsep ini sejalan dengan ajaran agama, seperti dalam Islam yang mengenal istilah ummatan wasatan atau umat yang moderat. Perspektif sosiologis juga mendukung moderasi sebagai cara untuk menjaga harmoni sosial dalam masyarakat multikultural, dengan menciptakan kerukunan antarumat beragama dan kelompok sosial lainnya.

     Pendidikan saat ini menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk meningkatnya radikalisme dan intoleransi di kalangan generasi muda, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai moderasi. Paparan informasi digital yang tidak moderat juga berkontribusi pada munculnya pemikiran ekstrem. Namun, pendidikan juga menawarkan peluang besar untuk membentuk pola pikir yang inklusif dan toleran. Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk belajar menghargai perbedaan, pendidikan dapat menciptakan generasi yang mampu hidup harmonis di tengah keberagaman.

Integrasi nilai moderasi dalam kurikulum adalah langkah awal untuk menanamkan toleransi, kemanusiaan, dan kebangsaan. Pelajaran agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dapat menjadi wadah untuk menanamkan nilai-nilai tersebut.Guru memiliki peran penting sebagai agen moderasi, bertugas menyampaikan nilai-nilai moderat secara efektif. Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru juga diperlukan agar mereka dapat menjalankan peran ini dengan optimal. Kegiatan ekstrakurikuler seperti dialog antaragama, festival budaya, dan kerja sosial lintas agama menjadi sarana penting untuk mendorong interaksi positif antar siswa dari berbagai latar belakang. Literasi digital juga perlu diajarkan agar siswa mampu mengenali dan mencegah ekstremisme. Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang harmonis dengan menyediakan ruang inklusif yang menghormati perbedaan dan kebijakan yang mendukung persatuan. Dengan suasana belajar yang kondusif, nilai-nilai moderasi dapat lebih mudah diterapkan.

       Pendidikan berbasis moderasi beragama meningkatkan kesadaran multikultural pada generasi muda, sehingga mereka lebih menghargai keberagaman. Kesadaran ini berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang damai. Moderasi juga mengurangi potensi konflik berbasis agama dengan mencegah munculnya ekstremisme dan kekerasan, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Generasi yang terdidik dengan prinsip moderasi akan tumbuh menjadi individu yang toleran, adil, dan mampu menjadi pemimpin yang bijaksana. Secara keseluruhan, implementasi moderasi beragama dalam pendidikan penting untuk membentuk karakter generasi muda dan menjaga keutuhan sosial dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia. Dengan pendekatan ini, diharapkan tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan saling menghargai.

       Moderasi beragama adalah pendekatan yang menekankan keseimbangan dalam memahami dan mengamalkan agama untuk menghindari sikap ekstrem dan menciptakan harmoni sosial di tengah keberagaman. Dalam pendidikan, integrasi nilai moderasi melalui kurikulum, peran guru, kegiatan ekstrakurikuler, dan literasi digital berperan penting dalam menanamkan toleransi, kemanusiaan, dan kebangsaan. Pendekatan ini mendorong terciptanya generasi yang inklusif, menghargai keberagaman, dan mampu menjadi pemimpin yang bijaksana, sekaligus menjaga keutuhan sosial masyarakat multikultural seperti Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun