Mohon tunggu...
Halimah 1811
Halimah 1811 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Keyakinan Siswi Non Muslim Dituntut Memakai Jilbab

30 November 2021   08:56 Diperbarui: 30 November 2021   09:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa memiliki arti Bangsa Indonesia bebas untuk menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Kata maha atau esa berasal dari bahasa sansekerta atau pali, didalam Pancasila bermakna maha atau besar. Makna esa yaitu keberadaan yang mutlak.

Kehidupan masyarakat Indonesia yang berbeda kepercayaan dapat hidup berdampingan secara damai, tidak memaksakan kepercayaan tuhan kepada orang lain. Menumbuhkan sikap toleransi, saling menghormati antar manusia dan tidak menjadikan agama sebagai halangan untuk berteman

Contoh kasus yang terjadi di daerah Banyuwangi yang mana siswi non muslim dituntut untuk memakai jilbab. Siswi yang berinisial (WNA) tersebut diterima di SMPN 3 genteng yang dimana sekolah tersebut wajib memakai jilbab meskipun non muslim sehingga siswi yang berinisial (WNA) tersebut tidak bisa masuk kesekolah karena diharuskan atau diwajibkan untuk berjilbab padahal siswi ini diketahui beragama non muslim. 

Menurut saya hal tersebut juga termasuk dalam sila pertama karena yang dimaksud dengan sila pertama "ketuhanan yang maha esa" maksudnya kita warga Indonesia memiliki banyak agama dan kita sebagai warga Indonesia yang mengandung banyak agama kita harus mengimani atau mempercayai Tuhan kita sesuai agama masing-masing, seperti yang kita tahu kita boleh bertoleransi namun tidak dengan akidah jadi jika wajib untuk berjilbab untuk non muslim sebaiknya kita harus menghargai agama mereka namun jika kita tidak saling bertoleransi ataupun menghargai mereka maka dampaknya sangatlah besar seperti contoh saling mencaci agama, kericuhan atau permusuhan diantara kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun