Mohon tunggu...
halima _kjm
halima _kjm Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menebar Ilmu, Melalui Kegiatan Belajar Mengajar di Pasar Blauran Surabaya

21 Juli 2024   12:59 Diperbarui: 21 Juli 2024   13:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KBM Blauran Surabaya

Di tengah kesibukan kehidupan kota, di mana suara hiruk-pikuk pasar bertemu dengan kehidupan sehari-hari, terdapat sebuah inisiatif mulia yang berfokus pada pendidikan kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran. Inisiatif ini tidak hanya menyediakan ruang bagi anak-anak jalanan untuk belajar, tetapi juga memberikan harapan dan kesempatan bagi mereka untuk mengubah nasib.

Pendidikan adalah hak asasi manusia yang fundamental. Namun, anak-anak jalanan sering kali terabaikan dan tidak memiliki akses ke pendidikan formal. Mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan, bekerja untuk membantu keluarga mereka, dan kehilangan kesempatan untuk belajar. Kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran hadir sebagai solusi untuk masalah ini.

Salah satu aspek paling mendasar dari kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran adalah memberikan akses pendidikan yang adil bagi anak-anak jalanan. Dalam banyak kasus, anak-anak ini tidak memiliki tempat yang aman dan nyaman untuk belajar. Dengan menyediakan kelas di lingkungan yang familiar bagi mereka, kegiatan ini menciptakan suasana yang lebih nyaman dan terbuka untuk belajar.

Pendidikan tidak hanya tentang mengejar nilai akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan keterampilan hidup. Melalui kegiatan belajar mengajar ini, anak-anak diajarkan nilai-nilai seperti kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab. Mereka juga dilatih untuk memiliki rasa empati terhadap sesama, yang sangat penting dalam membangun komunitas yang inklusif.

Kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memberikan harapan kepada anak-anak jalanan. Ketika mereka melihat bahwa ada orang yang peduli dan berusaha memberikan pendidikan kepada mereka, rasa percaya diri mereka meningkat. Mereka mulai percaya bahwa mereka juga memiliki hak untuk bermimpi dan berusaha untuk mencapai cita-cita mereka.

Dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak jalanan, kegiatan ini secara langsung berkontribusi dalam mengurangi ketidaksetaraan sosial. Anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki akses ke pendidikan kini mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Ini menciptakan peluang bagi mereka untuk mengubah nasib mereka dan berkontribusi pada masyarakat di masa depan.

Kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran juga memiliki dampak positif pada kesadaran masyarakat. Melalui program ini, masyarakat mulai menyadari keberadaan anak-anak jalanan dan tantangan yang mereka hadapi. Kesadaran ini dapat mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam mendukung pendidikan anak-anak yang kurang beruntung, baik melalui sumbangan, relawan, atau bahkan inisiatif pendidikan lainnya.

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di daerah lain. Program ini menunjukkan bahwa pendidikan dapat dibawa ke mana saja, bahkan ke tempat yang tidak konvensional seperti pasar. Dengan pendekatan yang tepat, kegiatan ini dapat direplikasi di berbagai lokasi untuk membantu lebih banyak anak-anak jalanan.

Meskipun kegiatan belajar mengajar di Pasar Blauran membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program ini.

Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan sumber daya. Banyak program pendidikan bergantung pada donasi dan dukungan dari relawan. Tanpa dukungan yang memadai, sulit untuk menyediakan fasilitas yang nyaman, buku pelajaran, dan materi pendidikan yang diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar.

Anak-anak jalanan sering kali menghadapi stigma sosial yang membuat mereka merasa terpinggirkan. Masyarakat mungkin memiliki pandangan negatif terhadap mereka, yang bisa menjadi penghalang dalam mengajak anak-anak ini untuk terlibat dalam kegiatan belajar. Upaya untuk mengubah stigma ini memerlukan waktu dan konsistensi dalam pendekatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun