Mohon tunggu...
ABD.HALIM
ABD.HALIM Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Gotong Royong Sebagai Jiwa Perekonomian Bangsa

1 November 2016   18:30 Diperbarui: 1 November 2016   18:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia adalah negara kepulaun yang kaya akan budaya, salah satu budaya yang melekat dalam kehidupan bangsa indonesia adalah gotong royong, karena melekatnya gotong royong dalam keseharian masyarakat sehingga menjadikan gotong royong sebagai identitas bangsa indonesia, Gotong Royong berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata yaitu Gotong yang berarti megangkat dan Royong berarti bersama – sama sehingga gotong royong mempunyai arti megangkat bersama – sama. 

Secara harfiah bisa kita artikan mengerjakan sesuatu secara bersam, di masa lampau hal ini tercermin dalam kehidupan masyarakat dalam kegiatan, kerja bakti, hajatan nikah dan pertanian, dimana orang – orang saling tolong menolong dalam mengerjakan sesuatu dengan semboyan yang biasa kita kenal “ berat sama di pikul, ringan sama dijinjing” ketika ada masalah kita pikul bersama ketika senangpun begitu sehingga kehidupan ini indah karena kebersamaan akan memberikan kesejahteraan

Budaya Gotong Royong yang megandung semangat tolong menolong untuk membangun kesejahteraan bersama tidak hanya bisa kita terapkan dalam kehidupan sosial masyarakat namun juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia. Seperti hanya dalam mengkomsumsi suatu produk itu mengutamakan produk yang ada dalam negeri sehingga uang atau modal itu tidak keluar dari indonesia tapi berputar dalam masyarakat sehingga uang yang yang di belanjakan itu memberikan kesejahteraan bagi sesama.

Namun fakta yang terkjadi dalam kehidupan masyarakat indonesia dewasa ini malah sebaliknya, orang – orang lebih memilih untuk membeli produk yang datang dari luar, orang – orang lebih memilih pasar modern dari pada pasar tradisional, hanya untuk memenuhi popularitas pribadi, sehingga apa yang akan terjadi uang itu akan berputar hanya pada mereka yang memiliki modal besar atau pemilik pasar modern, sehingga seharusnya uang yang ada memberikan kesejahteraan kepada sesama utamanya masyarakat yang notabene ekonomi rendah yang berjualan di pasar tradisional itu tidak terjadi, malah uang itu menyejahterakan orang yang memang sudah sejahtera secara finasial. Ini adalah salah satu bukti bahwa budaya gotong royong mulai luntur dikikis oleh budaya – budaya individualis yang lebih mengutamakan kesejahteraan pribadi tidak perduli akan sesama. 

Oleh karena itu sudah selayaknya hal ini kita sadari sebagai bangsa indonesia, sudah selayaknya kita mencintai kreasi – kreasi produk yang ada dalam negeri sehingga uang yang kita punya memberikan kesejahteraan kepada sesama. Cintailah produk yang ada dalam negeri sebagai bentuk kepedulian kita pada sesama untuk membudayakan gotong royong dalam kehidupan sosial ekonomi sehingga tidak hilang identitas bangsa indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun