Mohon tunggu...
Hadik Siswanto
Hadik Siswanto Mohon Tunggu... Peternak - Pengusaha

Seorang anak desa yang mencintai pengetahuan dan suka berpetualang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filter Rokok Mengandung Darah Babi, Bukan Berarti Merokok Haram Lho...

5 September 2013   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:19 15861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berita heboh mengenai filter rokok yang mengandung darah babi lagi-lagi menjadi sorotan media massa. Darah babi atau hemaglobin babi tersebut dipilih oleh produsen rokok sebagai satu-satunya media yang dianggap paling ampuh memfilter racun kimia dalam rokok. Hal ini sesuai dengan statement dari Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT), DR. Hakim Sarimuda Pohan dalam seminar nasionalnya di Balaikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, rabu kemarin.

Pernyataan yang sama juga diluncurkan langsung oleh Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sydney, Australia yaitu Simon Chapman mengenai kandungan hemoglobin babi dalam filter rokok memang benar adanya. Kurang lebih 185 Perusahaan yang bergerak di bidang tembakau di Belanda semuanya memang menggunakan hemoglobin babi sebagai campuran pembuatan filter rokok.

Dalam seminar yang diadakan oleh Hakim bersama Walikota Banjarmasin Bapak Muhidin yang dimoderatori oleh Kepala Dinas Setempat itu berharap agar MUI segera bertindak cepat dan tegas serta mengharamkan rokok karena selain dianggap “berbahaya” bagi kesehatan akan tetapi juga mengandung bahan haram hemoglobin babi.

Dalam menanggapi kasus diatas, yang jadi masalah adalah apakah lantaran filter rokok yang mengandung babi itu lantas merokok itu hukumnya haram? Lalu para perokok yang ketahuan itu harus dijerat hukuman? Tunggu dulu, segenap informasi yang masuk telinga harus benar-benar disaring, dicerna dengan sebaik mungkin untuk dicarikan penyelesaian masalahnya. Toh masih ada rokok kretek yang merupakan kultur budaya asli Indonesia.

Rokok kretek peninggalan mbah-mbah kita dahulu itu jauh lebih menyehatkan. Buktinya mbah-mbah kita dulu meski perokok umurnya relatif panjang. Okelah kalau rokok filter berbahaya itu memang benar, karena tembakaunya saja dari daur ulang kertas campur bahan kimia alias tembakau sintetis namanya. Siapapun orangnya juga tidak bakalan kuat secara fisik kalau terus-terusan memakai produk kimia.

Baiklah, sekarang coba ajak pikiran anda melancong ke masa imperialis modern yang dimotori oleh barat. Motif apa kiranya yg mendasari mereka datang ke negeri ini? Untuk rempah-rempah dan tembakau bukan? Ya, karena di negeri mereka yang miskin rempah-rempah dan tembakau itu harga pasarannya membumbung ke langit. Hanya kalangan the havest saja yang bisa menikmati. Melihat kenyataan inilah yang mendasari KH. Agus Salim berani menyulut rokok dengan enyoynya di pertemuan bersama para petinggi kerajaan Inggris yang kemudian di tegur oleh Sang Ratu lantaran dianggap tidak sopan. Maka, dengan enteng KH. Agus Salim Menjawab, “Apa kalian lupa? Demi barang inilah (menunjukkan rokoknya yang masih menyala) kalian jauh-jauh dari negara kalian menjajah dan merampok negeriku”. Sungguh jawaban tak terbantahkan diluar dugaan Ratu Elisabeth kala itu.

Berbicara tembakau sebenarnya bicara soal fulus alias uang. Tembakau adalah salahsatu komoditi penting paling banyak diminati para pemodal. Bayangkan berapa jumlah perokok di seluruh dunia ini? Sementara tidak semua daerah dan negara menghasilkan tembakau kualitas bagus. Indonesia adalah jajaran negara penghasil tembakau terbesar dan kualitas terbaik setelah Quba.

Maka, tidak heran jika  ada seorang Walikota dari California ( seorang pengusaha rokok) yang rela mengucurkan ratusan juta dollar amerika kepada salahsatu ormas tertentu di Indonesia agar mengeluarkan fatwa haram merokok. Dengan keluar fatwa ini tentu orang awam akan kecut nyalinya bahkan ada yang benar-benar tidak berani menyentuh rokok. Lalu efeknya apa? jika tiba-tiba banyak orang berhenti merokok para petani tembakau yang mayoritas adalah petani desa dengan modal kecil akan gulung tikar karena todak ada yang mau menerima tembakau hasil panennya. Coba pikir dalam sekejap jutaan orang akan menjadi pengangguran sebab pabrik-pabrik berhenti produksi. Baru setelah tidak ada lagi petani tembakau karena bangkrut, maka akan muncul rokok yang menyehatkan produk dari paman sam atau negeri lainnya. Orang akan berduyun-duyun beli sementara kita tidak mampu produksi sebab tidak ada stock tembakau. Berarti sama halnya kita dengan menjadikan kaya negara lain bukan? Sungguh inilah jahatnya para kaum pemilik modal (kapitalis).

Tidak semudah itu menfatwa rokok haram, kita jangan jadi manusia yang simplistis dan mengebiri hukum dengan seenaknya sendiri. Terlebih-lebih dengan menerima fatwa pesanan. Ingat fatwa itu sifatnya tidak mengikat. Hanyalah warning. Mau dianut ya monggo mau tidak ya silahkan. Mengeluarkan fatwa ya harus berdasarkan Kebenaran jangan karena kepentingan dan nafsu sesaat. Ya kalau tidak menanggung hajat hidup orang banyak kalau iya. Bisa jadi kare fatwa yang salah akan merusak tata sistem negara yang sudah gemah ripah loh jinawi ini. Putuskan lah segala sesuatu berdasarkan wahyu kebenaran.

Kembali kepada rokok kretek pembaca kompasiana yang budiman.... Kalau memang sampai detik ini filter rokok yang aman dan menyehatkan belum ada lantaran pentingnya kesehatan. Toh bisa kembali kepada tradisi lama yaitu rokok kretek.

Sekedar diketahui generasi terbaru rokok yang ditemukan oleh salahsatu produsen rokok di Indonesia (maaf tidak saya sebutkan namanya) dengan nama “Nano Define Cigarette” telah dibuktikan secara laboratorium mengatakan ternyata rokok juga bisa menyembuhkan kanker serviks dan untuk meremajakan sel-sel dalam tubuh manusia yang mengalami penuaan karena usia (sudah dibuktikan). Belum lagi efek lainnya yang luar biasa. Maka salah kalau rokok itu hanya dipandang sebelah mata. Tulisan ini keluar bukan untuk membela seorang perokok. Karena Saya sendiri bukan perokok. hehe...tapi alangkah hematnya kalau anda tidak merokok seperti saya. Saya menulis ini karena saya jengah dengan santernya media yang mengharamkan rokok dengan alasan yang tidak pas.terlebih lagi setelah saya konfirmasikan dengan dokter kesehatan pusat bahwa tulisan yang selalu tertempel di bungkus rokok yang berbunyi “merokok merugikan kesehatan, penyebab kanker, impotensi dan lain-lain” itu tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Salam IBADAH (Indonesia Bahagia Damai dan Harmoni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun