Kini memasuki bulan ke-4 revolusi ‘renovasi’ rumah kami. Semoga Allah mudahkan…
Jauh-jauh hari aku sampaikan ke istri, nanti kalau rumah sudah jadi, harus kita jaga. Bagaimana menjaganya? Yaitu, menghidupkan ‘ruh’ dalam rumah itu. Rumah itu harus lebih sering digunakan untuk kebaikan. Maka itulah ‘ruh’nya rumah yang akan menjaga dari semua kemungkinan terburuk.
Walaupun, aku harus ‘berhutang’ ke Bank, Insya Allah, Allah akan mudahkan, kalau renovasi rumah ini kita niatkan untuk kebaikan.
Punya 4 anak sudah besar-besar, sebagian sudah baligh, mereka semua harus mandiri. Harus bisa mengatur dirinya, termasuk kalau punya kamar masing-masing. Mereka harus pandai mengurus dirinya, dan yang menjadi tanggung jawabnya. Kamar, adalah tempat dimana dia akan menghabiskan sebagian waktunya. Maka kamar yang baik, adalah bukan hanya untuk tidur, tetapi menjadi sarana untuk menjadi baik, menjadi solih.
Sebab, selama hampir 10 tahun, anak-anak masih tidur dengan kami, orang tuanya, maklum jumlah kamar hanya 2 buah. Belum lagi ada ‘Teteh’ yang bantu-bantu di rumah, terpaksa tidur di lantai ruang tamu.
Aku selalu terngiang dengan ‘kesesuaian hadist’ berikut, bahwa “kalau anak sudah berumur 7 tahun suruhlah sholat, sampai umur 10 tahun, kalau tidak mau, maka boleh di pukul, dan pisahkan tidurnya”.
Nah, memisahkan tidurnya, dalam rangka mendidik anak , adalah sesuai tuntutan agama Islam.
Maka, dengan mengucap ‘Bismillah’, mulailah renovasi rumah. Insya Allah… Allah akan memudahkan niat baik ini. Amiin….
Ke depan, harapanku adalah, dengan rumah baru, penghuninya harus punya kebiasaan baru, lebih banyak beribadah, sering buat sholat tahajjud, suara lantunan Al Qur’an terus menggema, banyak berdoa, dzikir. Maka, setiap apapun yang keluar dari aura rumah itu, adalah kebaikan.
Orang-orang yang ada di dalamnya harus baik. Berakhlak baik, bersoasialisasi, dan saling menasihati dengan ketaatan. Itulah tujuan ‘renovasi’ rumah yang sesungguhnya.
Sebab, harta yang akan menjadi ‘milik kita’ adalah, yang kita makan, kita pakai, dan kita berikan, jika semua itu digunakan dalam rangka kebaikan. Termasuk rumah, maka agar menjadi ‘hak milik’ sampai nanti di akhirat, harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.