Mohon tunggu...
Halifah Savitri
Halifah Savitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

;)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah dan Tuannya

5 September 2023   11:01 Diperbarui: 5 September 2023   11:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah lama ku singgah pada rumah yang sederhana
Teringat pada awal persinggahan ku yang tak terduga
Dalam pikiran kalut, ku menemukannya untuk tenangkan jiwa yang terluka
Senang hati ini karena tuan rumah itu mengizinkanku singgah di rumahnya

Berharap bersamanya adalah pilar awal menjadi pribadi yang lebih ceria
Berharap bersamanya dapat mengubah warna kelabuku menjadi cerah
Berharap bersamanya adalah takdir Tuhan dan hadiah dari semesta
Berharap bersamanya mendapatkan kehidupan yang terarah

Menjalani kehidupan bersama tuan rumah yang ramah dan bijaksana
Aku menemukan ketulusannya untuk menemani dan mendengarkan segala emosi jiwa yang ada
Tak pernah ku lihat raut wajah bosan dan lelah dalam mengajarkan dan mengajakku untuk bangkit
Perlakuan itu membuat aku yakin dengan harapanku dan menemukan kehidupan baru yang lebih terakit

Ditengah usahaku untuk merakit kehidupan, tiba-tiba tuan rumah itu pamit padaku
Berkata bahwa akan kembali dan aku harus berjanji untuk menjaga rumah sederhananya
Dengan rasa penasaran dengan kepergiannya, aku selalu penuhi janji dan usahaku satu per satu
Berharap pada semesta untuk menjaga dirinya dan membisikkanku tujuan kepergiannya

Diamku menunggu kedatangannya, ada seseorang yang masuk ke rumahnya
Bercerita bahwa pernah benahi rumah ini yang sangat berantakan sebelumnya
Berkata bahwa telah kembali pada rumah ini dan menunggu kepulangan tuan rumah
Terduduk lesu mendengarnya, terdiam bisu dalam angan yang tak terarah

Siapa aku di rumah itu?
Kemana gerangan sikap dan janji tuan rumah yang ku tahu?
Bolehkah ku berharap ini hanya angan semu?
Bolehkah berharap bisa merebut rumah dan tuan rumah jatuh padaku?

Hey Tuan, pulanglah! Aku masih menunggumu
Akan ku berikan semua rekaman cerita kita padamu
Pulang dan putarlah rekamannya! Ku harap bisa menjadi pijar yang bisa meleburkan egomu
Lelahku dalam diam, berharap bisa kembali merekam alur cerita indah bersamamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun