(Telah dipublikasikan di rubrik Suara Mahasiswa, Harian Seputar Indonesia, 25 Januari 2012)
Baru-baru ini publik kita dihebohkan dengan harga fantastis sebuah kursi di ruang sidang Banggar DPR yang mencapai 24 juta rupiah per buah. Dengan bangga, anggota Dewan yang terhormat mengatakan bahwa kursi tersebut buatan Jerman.
Bukan mendukung industri dalam negeri,para pemimpin tersebut justru melakukan yang sebaliknya. Tengoklah bangsa Jepang yang dikenal sebagai bangsa yang bangga memakai produk yang dihasilkan negaranya sendiri. Mereka percaya bahwa produk buatan negaranya mampu bersaing di pasar internasional.
Terbukti, produk buatan Jepang tidak hanya menjadi raja di negeri sendiri, tetapi juga mampu tembus hingga ke negara-negara di Amerika dan Eropa. Saya kira, semangat bangsa Jepang yang mencintai produk dalam negeri belum dimiliki bangsa ini. Saya melihat di masyarakat kita ada kecenderungan bahwa orang lebih bangga ketika memakai produk luar negeri.
Seolah-olah harga diri seseorang akan meningkat seketika dengan memakai barangbarang branded buatan luar negeri yang harganya selangit itu. Padahal dengan memakai produk dalam negeri, kita turut membantu memajukan industri dalam negeri. Pandangan seperti inilah yang harus kita ubah.
Jangan sampai pandangan bangga memakai produk luar negeri tersebut mengakar dan menjadi budaya di masyarakat.Kita harus percaya bahwa produk dalam negeri pun tak kalah mutu dan tak kalah bergengsinya dengan produk luar negeri. Untuk memajukan industri dalam negeri, harus dimulai dari perilaku bangsa kita sendiri. Karena itu,munculkanlah rasa bangga ketika memakai produk dalam negeri,bukan sebaliknya.
HALIMATUS SA’DIYAH
Mahasiswi Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam UIN Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H