Mohon tunggu...
Fadli Hafizulhaq
Fadli Hafizulhaq Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang blogger yang suka nyambi kalau ada proyek, meskipun lebih banyak gak ada sih

Mengaku praktisi media dan menyukai dunia tulis-menulis. Sesekali berkutat dengan desain grafis. Hanya seseorang yang betah di belakang layar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sejumput Oase di Panasnya Pemberitaan Politik

15 Juni 2014   20:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak teman yang bilang saya mendadak berubah menjadi pengamat politik, saya tidak cukup sepakat, meskipun ini tahun politik di mana media sesumbar mengabarkan calon presiden dan calon wakil presiden yang mereka dukung, saya tidak cukup polos untuk menelannya mentah-mentah. Yah, kita tahu bahwa hampir semua media sekarang sudah ‘ditunggangi’ kepentingan politik, atau minimal afiliasi lah gitu. Kita semua tahu bahwa akhir-akhir ini media menjadi ganas, cenderung bersikap ofensif atau apapun lah itu. Atau bahkan yang berusaha mempolitisasi pagelaran piala dunia, yang akhirnya membuat seorang gadis cukup terkenal di jagat media sosial dengan suratnya untuk FIFA. Gampangnya, buat jadi terkenal, hehe

Bicara soal terkenal, ada seorang gadis lain lagi yang belakangan menjadi perbincangan. Ia lah yang menginspirasi saya untuk menulis tulisan ini. Sebut saja namanya, Raeni. Menurut saya, Raeni bisa menjadi terkenal karena satu momen ‘sakral’ yang ‘seksi’ untuk dijadikan pemberitaan. Momen itu adalah ketika ia diantar ayahnya pergi wisuda dengan becak. Andai saja waktu itu ayah Raeni tidak mau atau tidak bisa mengantar anaknya wisuda dengan becaknya, mungkin saja karena ada cateran, mungkin saja karena bannya bocor atau alasan-alasan lain saya kira Raeni tidak akan terkenal.

Momen diantarnya Raeni dengan becak nyatanya menjadi poin penting, atau katakanlah menjadi komando untuk mengundang pemberitaan-pemberitaan lainnya. Tidak dapat dipungkiri, momen itulah yang mendorong nasib berpihak padanya, hingga ia mendapatkan beasiswa oleh presiden. Karena menurut saya, IPK 3,96 dan penerima beasiswa Bidik Misi saja tidak cukup unik/menarik bagi pelaku media untuk mengabarkannya.

Siang ini di sebuah acara infotaiment Raeni muncul sebagai sosok yang inspiratif. Saya tertarik sekali. Bagi saya Raeni adalah sesosok pahlawan, pahlawan bagi ratusan ribu penerima beasiswa Bidik Misi. Saya berterimakasih kepada Raeni, sebab ia telah membuat saya menikmati sejumput oase pemberitaan inspiratif di tengah maraknya pemberitaan politik. Terimakasih Raeni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun