DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus melalui gigitan. Virus demam berdarah mempunyai empat serotipe dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam berdarah pertama kali ditemukan di Manila, Filipina kemudian menyebar ke berbagai negara.Â
Penyakit demam berdarah dapat menjangkiti semua umur dan sering terjadi di wilayah tropis dan subtropis, diantaranya Asia Tenggara hingga sebagian Australia. Virus demam berdarah dapat menjangkiti anak -- anak hingga orang dewasa, bahkan dapat menjadi wabah dan menyebabkan kematian. Kasus demam berdarah yang dilaporkan ke WHO (World Health Organization) mengalami peningkatan lebih dari delapan kali lipat dalam dua dekade terakhir.
Di Indonesia kasus infeksi demam berdarah pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968 sebanyak 58 orang penderita dengan 24 korban jiwa. Sejak saat itu, penyakit DBD cenderung menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Hingga tahun 1980 semua provinsi di Indonesia, kecuali Timor-Timur, sudah terdampak penyakit ini. Puncak penyebarannya terjadi pada tahun 1988, dengan angka kejadian mencapai 13,45 per 100.000 penduduk. Keadaan tersebut tidak terlepas dari dampak mobilitas masyarakat yang menyebabkan laju transportasi tinggi.
Alat transportasi yang mengangkut benda - benda berisi genangan air mengandung telur dan larva nyamuk. Kemudian masyarakat yang melakukan urbanisasi akan menyebabkan suatu wilayah padat sehingga kondisi lingkungan menjadi lebih lembap. Kondisi lingkungan yang kelembapannya tinggi dapat menjadi sarang nyamuk. Penyebaran virus akan diperparah jika masyarakat setempat tidak menjaga kebersihan tempat tinggal mereka. Â Penyakit demam berdarah berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat karena perkembangbiakkan nyamuk banyak terjadi di tempat -- tempat dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi. Selanjutnya, jika lingkungannya kurang bersih dan banyak wadah kosong yang menampung air hujan maka akan menjadi sarang perkembangbiakkan nyamuk penyebab demam berdarah.
Berbagai upaya pengendalian penyebaran virus demam berdarah telah dilakukan pemerintah melalui tenaga kesehatan. Upaya pengendalian meliputi peningkatan tatalaksana, pemberdayaan masyarakat, pendekatan hukum, peningkatan respons penanggulangan di lapangan, serta penelitian dan penggunaan teknologi informasi yang terus dilaksanakan. Selain itu, tenaga kesehatan juga melakukan berbagai edukasi kepada masyarakat untuk menekan angka penyebaran demam berdarah. Gerakan 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup) masif dilakukan di berbagai kota dan desa. PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) selalu diedukasikan saat penyuluhan kepada masyarakat. Fogging juga kerap digalakkan pemerintah setempat meskipun sebenarnya masih menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat karena asapnya dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Tenaga kesehatan telah melakukan berbagai upaya progresif untuk menekan penyebaran demam berdarah. Namun, angka penderita demam berdarah masih belum maksimal penurunannya. Pemerintah sebagai pengatur kebijakan seharusnya juga memperhatikan faktor yang tidak dapat diatasi tenaga kesehatan, seperti kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan orang -- orang tidak mampu memiliki rumah layak yang sehat dan tempat pembuangan yang benar. Selain itu, kondisi geografis jarak antar rumah, tata letak rumah, dan tempat penampungan air bersih perlu diatur oleh pemerintah dengan kebijakan yang diterapkan. Â Â Â Â
Daftar Pustaka :
Sari, R.K., Djamaluddin, I., Djam'an, Q. and Sembodo, T., 2022. Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Puskesmas Karangdoro. Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran, 1(1), p.25.
Sukohar, A., 2014. Demam Berdarah Dengue (DBD). Medula: Jurnal Profesi Kedokteran Universitas Lampung, 2(02), p.152633.
Wirantika, W.R. and Susilowati, Y., 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Perilaku Siswa dengan Persebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Sekolah. Jurnal Health Sains, 1(6), pp.427-431.
Wowor, R., 2017. Pengaruh kesehatan lingkungan terhadap perubahan epidemiologi demam berdarah di Indonesia. e-CliniC, 5(2).