Era globalisasi menjadi fenomena yang membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pengaruhnya bagi  para seminaris. Seminaris adalah para siswa yang  belajar di seminari  untuk menjadi seorang Imam. Para seminaris memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat karena nantinya mereka akan menjadi tokoh yang  mempengaruhi generasi selanjutnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya globalisasi menghadirkan berbagai tantangan bagi seminaris dalam hal spiritualitas, intelektualitas dan pelayanan.
Sebagai calon pemimpin rohani, para seminaris harus memiliki spiritualitas yang kuat sehingga bisa memberikan bimbingan dan dukung kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan adanya globalisasi, pluralisme agama akan semakin nyata. Orang-orang dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan hidup bersama-sama, sehingga dapat memicu persoalan.Â
Budaya materialisme dapat memicu perilaku konsumtif yang berlebihan, dimana seseorang akan lebih tertarik pada kepemilikan barang-barang daripada kebersamaan dan kepedulian sosial. Seminaris harus mampu memiliki kontrol diri terhadap godaan-godaan dari budaya materialisme. Arus sekularisme dapat memicu kurangnya minat terhadap aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Seminaris harus mampu untuk menemukan cara-cara untuk menjaga komitmennya terhadap nilai-nilai spiritual di tengah arus sekularisme yang  kuat.
Kesadaran intelektual yang dimiliki oleh para seminaris sangat dibutuhkan dalam memahami isu-isu yang bermunculan dan dapat memberikan solusi yang tepat. Dalam era digital, akses informasi menjadi sangat mudah. Namun tidak semua informasi yang tersedia akurat. Konten-konten palsu, berita hoax semakin marak, yang dapat membingungkan dan salah kaprah. Kunci untuk mengatasi hal ini adalah dengan literasi informasi. Seminaris harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi informasi yang valid dan mempertanyakan sumbernya sebelum menerima atau menolak informasi.
Para seminaris akan berperan aktif dalam pelayanan sosial dan pastoral dalam  membantu masyarakat. Seiring dengan adanya perkembangan zaman mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang dinamis sehingga perlunya penyesuaian dari gereja. Masyarakat dewasa ini lebih memilih yang mudah dan fleksibel, seperti layanan daring dan aplikasi mobile. Gereja harus siap untuk memberikan layanan yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Menggunakan teknologi modern adalah salah satu kunci untuk meningkatkan efisiensi dan trasparansi dalam pelayanan.Â
Contohnya, penggunaan aplikasi daring untuk pendaftaraan kegiatan paroki, pengumpulan donasi, dan pelaporan aktivitas dapat memudahkan proses administrasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan menggereja. Ketika menjadi seorang pemimpin di suatu paroki, seminaris memiliki tanggung jawab dalam  mengikutsertakan partisipasi dari masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pelayanan gereja sangat penting sehingga gereja harus menciptakan forum-forum yang memingkinkan msayarakat untuk memberikan masukan dan saran.
Tantangan yang dihadapi para seminaris di era globalisasi sangat relevan dengan masa depan gereja. Dengan meningkatnya keberagaman agama, godaan materialisme, dan arus sekularisme, seminaris harus mampu beradaptasi dan mengembangkan spiritualitas yang kuat. Gereja perlu memanfaatkan teknologi untuk menyediakan pelatihan dan pendidikan bagi para seminaris.Â
Media pembelajaran daring dapat membantu para seminaris mengakses informasi yang tetap dan terkini. Dalam masa formatio para seminaris perlu untuk memiliki pendamping spiritual yang intensif sehingga membantu para seminaris menjaga komitmen mereka di tengah godaan materialisme dan hedonisme serta segala tantangan di era globalisasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H